PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) saat ini tengah mengalami kesulitan keuangan hingga harus merumahkan ratusan karyawannya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kepala Disnaker Kota Depok, Manto Djorghi menyatakan bahwa di Ramayana Depok saja perusahaan melaporkan akan ada 159 karyawan yang terkena PHK. Semakin seriusnya dampak wabah virus corona terhadap kelangsungan bisnis mau tak mau memaksa manajemen Ramayana menutup operasional dan merumahkan ratusan karyawan dalam sekali waktu.
Ramayana sendiri merupakan operator toko serba ada (department store) yang berdiri pada tahun 1978. Perusahaan kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1996.
Baca Juga: Rumahkan 87 Karyawan dan Stop Berkiprah secara Permanen, Bye-Bye Ramayana Depok!
Tepatnya tanggal 26 Juni 1996, RALS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham RALS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 80 juta saham dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp3.200 per saham.
Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan berhasil mengumpulkan dana dari masyarakat senilai Rp256 miliar pada tahun 1996. Saham-saham tersebut dicatatkan pada papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Juli 1996.
Baca Juga: Ya Allah! Tangis Pilu Ratusan Karyawan Ramayana Korban PHK Pecah, Warganet: Innalillah. . .
Saat ini, PT Ramayana Makmur Sentosa merupakan pemilik mayoritas saham di Ramayana dengan persentase kepemilikan sebesar 55,88%. Kemudian, masyarakat menggenggam 39,14% saham. Sisa saham sebesar 3,66% dan 3,38% masing-masing dikuasai oleh Komisaris RALS Paulus Tumewu dan Direktur RALS Agus Makmur.
Adapun, lini usaha Ramayana mencakup penjualan pakaian, mainan dan peralatan tulis menulis serta rumah tangga, dan supermarket untuk segmen menengah ke bawah dan bawah melalui Department Store milik Perusahaan dengan nama Ramayana, Robinson, dan Cahaya.
Pada tahun 2019 lalu, perseroan telah memiliki sebanyak 117 toko dengan luas kotor toko (gross selling space) mencapai 987.401 meter persegi.Dimana, hingga September 2019, perseroan mencatatkan pendapatan senilai Rp 4,43 triliun dengan laba bersih Rp 612,42 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri