Ventilator menjadi salah satu peralatan yang paling dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19. Alat bantu pernapasan ini penting karena dapat digunakan pasien bernapas secara normal bila dalam kondisi parah.
Untuk mendukung operasional dua rumah sakit darurat khusus Covid-19, Grup Lippo mendatangkan 100 ventilator agar penanganan pasien di kedua rumah sakit tersebut bisa lebih optimal. Nantinya, 100 ventilator tersebut akan digunakan di dua rumah sakit darurat khusus Covid-19 yang dibangun Siloam Hospitals di Kelapa Dua, Tangerang dan Mampang, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Beri Bantuan Rp500 Juta ke RSUP dr Kariadi Semarang, Hellofit Ingin Tenaga Medis Terlindungi
Di tengah pandemi Covid-19, Lippo memastikan optimalisasi berbagai aset yang dimiliki untuk menguatkan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu, salah satunya, dilakukan dengan mengubah Mall Lippo Plaza Mampang Jakarta Selatan menjadi rumah sakit khusus Covid-19 dan memastikan peralatan yang memadai untuk membantu perawatan pasien.
John Riady, Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci (LPKR), menyampaikan bahwa ventilator sangat penting untuk membantu pasien Covid-19 dalam kondisi parah, terutama untuk membantu pernapasan. Menurutnya, ventilator dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi parah, terutama pasien dengan usia lanjut atau memiliki preexisting conditions (kondisi penyakit bawaan) yang memiliki risiko kematian lebih tinggi.
Untuk diketahui, RS Siloam Kelapa Dua dan RS Siloam Mampang secara total menyediakan 630 tempat tidur untuk menangani pasien Covid-19. Executive Director Siloam Hospitals, Caroline Riady, menambahkan, Siloam akan memberikan tunjangan gaji tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.
Menurut Caroline, untuk menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebab petugas medis harus dilengkapi alat pelindung diri (APD) agar tidak tertular dan pemeriksaan swab untuk mendeteksi tertular atau tidak para tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19.
Di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19, kebutuhan alat bantu pernapasan atau ventilator justru meningkat. Alhasil, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba membuat alat tersebut.
Dihubungi terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin, menyebutkan bahwa ventilator bekerja memompa oksigen ke dalam paru-paru pasien yang tidak lagi berfungsi. Karena itu, alat ini urgen bagi rumah sakit.
Kata dia, orang yang terkena sakit paru atau saluran pernapasan sulit bernapas sehingga dibutuhkan ventilator. Lebih jelasnya, ventilator juga digunakan untuk operasi besar. Yang pasti, kata dia, banyak rumah sakit masih membutuhkan ventilator. Karena itu, semua pihak harus bahu-membahu agar ketersediaan alat ini memadai.
"Ventilator kan semacam ventilasi di rumah. Kalau ventilasi kurang atau tidak ada di rumah atau di kamar, kita akan kesulitan bernapas," kata dia.
Karena itu, dia mengapresiasi jika banyak pihak menyiapkan ventilator. Dengan banyaknya alat ventilator di seluruh rumah sakit, akan banyak nyawa yang tertolong. "Kalau ventilator kita di RS mencukupi, tentu makin banyak yang bisa tertolong," jelasnya.
Tentu kita tidak berharap agar banyak yang sakit lalu masuk RS dan bisa ditolong dengan bantuan ventilator. Namun, mencegah jatuh sakit jauh lebih bernilai tinggi di banding mengobati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum