Bisnis Transportasi Terpukul, Grab: Likuiditas Kami Cukup 'Tuk Atasi Resesi Hingga 3 Tahun
Bisnis transportasi memang terpukul akibat wabah corona, tetapi aplikator seperti Grab tak merasa khawatir karena hal tersebut.
CEO Grab, Anthony Tan memperkirakan, perusahaannya bakal memiliki tingkat likuiditas yang cukup untuk menghadapi resesi, walaupun GMV transportasi perusahaan menurun hingga 2 digit.
"Kami beruntung memiliki likuiditas yang cukup untuk mengatasi resesi, baik itu resesi 12 bulan maupun 36 bulan," kata Tan kepada CNBC Internasional, dikutip Jumat (17/4/2020).
Baca Juga: Kacau Balau! Corona Bikin Pendapatan Aplikator Taksi Online Ini Anjlok Hingga Rp265 M
GMV sendiri merupakan metrik untuk mengukur nilai total penjualan barang dan jasa yang dijual di platform perusahaan.
Tan menjelaskan, "model bisnis yang terdiversifikasi telah membantu kami mengatasi sejumlah dampak virus corona."
Meski begitu, kenaikan dalam layanan di luar transportasi, seperti pengiriman makanan dan barang, belum sepenuhnya bisa mengimbangi dampak corona terhadap bisnis transportasi perusahaan.
"Namun, ke depannya, saya tahu transportasi merupakan layanan esensial di pasar massal, jadi kami mengantisipasi itu akan pulih kembali saat orang mulai beraktivitas di luar rumah lagi," tambahnya.
Grab beroperasi di 339 kota di delapan negara di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Negara-negara itu telah menerapkan kebijakan pembatasan jarak fisik. Bahkan, di Indonesia, mitra Grab tidak boleh membawa penumpang di tengah kebijakaan PSBB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: