Namun demikian, meski telah menyiapkan pilot project dengan sangat terperinci, BOK menyatakan bahwa Korea Selatan dalam hal ini belum akan terburu-buru dalam menerbitkan won digital.
Hal ini perlu ditegaskan karena permintaan terhadap uang tunai (fiat) sejauh ini masih ada dan terjaga dengan baik, sehingga masih diperlukan pasokan uang tunai yang memadai.
"Kami masih beranggapan bahwa (CBDC/won digital) belum perlu diterbitkan dalam waktu dekat. Pilot project semata-mata kami jalankan karena bagaimana pun ada perubahan-perubahan di pasar berkaitan dengan sektor pembayaran yang harus direspons dengan segera," tulis BOK dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Duh, 91 Pasien Sembuh di Korsel Kembali Positif Terjangkit Corona
Secara internasional, BOK merupakan salah satu dari beberapa bank sentral yang telah memulai persiapan awal untuk mata uang digital resmi negaranya masing-masing. Selain BOK, Bank Sentral China dan Bank Sentral Perancis juga terlihat sangat sibuk mempersiapkan diri terkait rencana penerbitan mata uang digital negaranya.
The Bank of International Settlements (BIS) yang kerap dianggap sebagai bank sentral dari seluruh bank sentral negara-negara di dunia baru-baru ini juga menyatakan bahwa terjadinya pandemi Covid-19 disinyalir turut memperkuat permintaan di masyarakat terkait kebutuhan adanya uang digital resmi milik masing-masing negara.
Meski tidak secara langsung, kondisi pandemi terbukti memicu terjadinya perubahan perilaku pembayaran di masyarakat, terutama didorong oleh kekhawatiran tersebarnya virus melalui bentuk fisik mata uang fiat.
"Infrastruktur pembayaran di bawah operasional bank sentral yang tangguh dan mudah diakses akan menjadi lebih menonjol, termasuk mata uang digital bank sentral (CBD) yang sedang disimulasikan oleh Korea Selatan," ujar BIS dalam keterangan resminya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: