Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Australia Tingkatkan Ketegangan Setelah Kapalnya Bergabung dengan Armada AS di LCS

Australia Tingkatkan Ketegangan Setelah Kapalnya Bergabung dengan Armada AS di LCS Kredit Foto: Getty Images
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Satu fregat Australia telah bergabung dengan tiga kapal perang A.S. di Laut China Selatan (LCS) dekat sebuah daerah di mana sebuah kapal Tiongkok diduga sedang mengeksplorasi minyak. Wilayah itu diketahui di dekat perairan yang juga diklaim oleh Vietnam dan Malaysia, pada Rabu (22/4/2020).

Kapal perang itu, melansir Reuters, Rabu (22/4/2020), tiba minggu ini dekat dengan tempat survei pemerintah China Haiyang Dizhi 8 beroperasi, yang pada gilirannya dekat di mana sebuah kapal yang dioperasikan oleh perusahaan minyak negara bagian Petronas Malaysia sedang melakukan pengeboran eksplorasi, kata sumber keamanan regional.

Baca Juga: Ketegangan Belum Kendur, Kapal Perang AS Malah Layari Laut China Selatan

Angkatan Laut AS mengatakan pada Selasa bahwa kapal serbu amfibi USS Amerika dan Bunker Hill USS, sebuah kapal penjelajah rudal yang dipandu, beroperasi di Laut China Selatan.

Mereka bergabung dengan fregat HMAS Parramatta Australia dan kapal ketiga AS, perusak USS Barry, sebagai bagian dari latihan bersama, kata departemen pertahanan Australia.

"Selama latihan lintas, kapal mengasah interoperabilitas antara angkatan laut Australia dan AS, termasuk pengisian ulang di laut, operasi penerbangan, manuver maritim dan latihan komunikasi," katanya dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Rabu.

Haiyang Dizhi 8 berjarak 325 km (202 mil) di lepas pantai Malaysia, dalam zona ekonomi eksklusifnya, data dari situs web pelacakan kapal, Traffic Lalu Lintas menunjukkan pada hari Rabu.

Kapal, disertai oleh kapal penjaga pantai Tiongkok, telah bergerak dalam pola berbentuk hash yang konsisten dengan survei seismik selama hampir seminggu, data menunjukkan.

Daerah itu dekat perairan yang diklaim oleh Vietnam dan Malaysia serta China.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan yang kaya energi, dalam "garis sembilan garis" berbentuk U pada peta-peta, yang tidak dikenali oleh tetangganya.

Petronas dan kementerian luar negeri Malaysia belum mengomentari situasi itu tetapi Amerika Serikat telah meminta Cina untuk menghentikan "perilaku intimidasi" di Laut China Selatan.

China, bagaimanapun, telah membantah laporan tentang kebuntuan, mengatakan Haiyang Dizhi 8 sedang melakukan kegiatan normal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: