Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Anjlok Parah Gegara Corona, Bos BEI Akhirnya Buka Suara Soal Kondisi Pasar Modal

Sempat Anjlok Parah Gegara Corona, Bos BEI Akhirnya Buka Suara Soal Kondisi Pasar Modal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diakui sempat anjlok parah akibat Pandemi Virus Corona atau Covid-19, hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi. 

 

Ia menyatakan jika kinerja IHSG sempat berada di level terendah dibanding level akhir tahun 2019. Hal itu terjadi pada 27 Maret 2020 yang mana IHSG anjlok 37,49 persen di level 3.937.

 

“Pengumuman kasus Corona pertama menjadi awal penurunan yang terjadi sampai dengan perkembangan meluas dampak virus korona di berbagai negara yang membuat kalangan investor global dan domestik memiliki respon negatif. Situasi ketidakpastian terus berjalan sampai saat  IHSG menyentuh level terendah," ujar Inarno lewat Video Conference, di Jakarta, Jumat (24/4/2020).

 

Baca Juga: Bursa Regional Tertekan, IHSG Mengekor ke Zona Merah

 

Menurutnya, aktivitas pergadangan juga ikut mengalami penurunan akibat Virus asal China ini. Ia mencatat, data pada 17 April 2020, terdapat penurunan frekuensi transaksi harian sebesar 1,49 persen dibanding akhir tahun 2019 menjadi 462 ribu kali.

 

"Diikuti rata-rata nilai transaksi harian 23,84 persenmenjadi Rp 6,94 triliun dan penurunan rata rata volume transaski harian 51,87 persen menjadi 7 miliar. Sementara, kapitalisasi pasar juga turun sebesar 26,11 persen menjadi Rp 5.368 triliun," paparnya. 

 

Baca Juga: Pak Jokowi Cs Pangkas Habis Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Bursa Kena Batunya

 

Ia menyebutkan bila kondisi ini tak terjadi di Indonesia saja. Tetapi juga terjadi pada bursa saham di berbagai dunia akibat virus mematikan itu.

 

"Hampir seluruh indeks indeks bursa Global alami penurunan dengan diikuti penurunan nilai kapitalisasi pasar penurunan indeks tertinggi dialami oleh Austria denban penurunan, 35,05 persen, sementara penurunan kapitalisasi pasar tertinggi dialami pasar saham di Amerika Serikat sebesar 3 triliun dolar AS," pungkas Inarno.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: