Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Allah, Muslim Dunia Memulai Ramadhan di Tengah Lockdown

Ya Allah, Muslim Dunia Memulai Ramadhan di Tengah Lockdown Kredit Foto: Antara/Kornelis Kaha

Kehancuran ekonomi yang diakibatkan oleh Lockdown di berbagai negara telah membuat separuh dari planet ini menghadapi penurunan terburuk sejak Depresi Hebat. Anggota parlemen AS menutupi wajah mereka dengan topeng saat memberikan suara dalam kelompok kecil untuk menyetujui rencana stimulus 483 miliar dolar AS, di atas paket 2,2 triliun dolar AS yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan Trump.

Uang itu akan digunakan untuk mendukung bisnis kecil dari ambang kebangkrutan, serta membantu operasional rumah sakit yang sulit karena ekonomi Amerika tidak berputar, dengan lebih dari 26 juta orang kehilangan pekerjaan sejak pandemi melanda.

Amerika Serikat sekarang adalah negara yang terkena dampak terburuk di dunia, dengan sekitar 50.000 kematian akibat virus korona. Di Eropa, para pemimpin tawar-menawar melalui konferensi video atas paket mereka sendiri yang bisa mencapai satu triliun euro, karena kepala Bank Sentral Eropa memperingatkan risiko bila "bertindak terlalu sedikit, atau terlalu terlambat".

"Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara sepakat untuk meminta blok bantuan eksekutif untuk membuat rencana penyelamatan sebelum 6 Mei," kata sumber-sumber kepada AFP.

Perdebatan ekonomi krusial terjadi ketika bagian-bagian Eropa perlahan melonggarkan pembatasan, setelah terjadi progress yang mampu mengurangi jumlah infeksi baru. Tetapi para ahli telah memperingatkan kemungkinan kasus Covid-19 gelombang kedua terjadi, dan pihak berwenang harus meningkatkan kapasitas mereka untuk menghadapinya. Seperti di Jerman, di mana pembatasan pada kehidupan publik telah pulih baru-baru ini.

Ahli virologi Christian Drosten dari rumah sakit Charite di Berlin memperingatkan bahwa coronavirus dapat kembali dengan 'kekuatan yang sama sekali berbeda'. "Virus itu akan terus menyebar dalam minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang," kata Drosten kepada penyiar publik NDR. Ia juga seraya menambahkan bahwa virus itu akan muncul "di mana-mana pada waktu yang bersamaan".

Sementara itu, beberapa negara mulai berlomba, membuat dan menyediakan vaksin Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa tindakan tegas harus tetap dilakukan sampai ada pengobatan atau vaksin yang layak.

Perlombaan ini terjadi di seluruh dunia untuk mengembangkan satu vaksin Covid-19, dimana University of Oxford mengklaim telah meluncurkan percobaan ke manusia untuk vaksin potensial pada hari Kamis. Jerman mengumumkan uji coba serupa akan dimulai minggu depan.

Dalam sebuah pengarahan di Gedung Putih, para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bahwa virus itu dengan cepat dihancurkan oleh sinar matahari. Hal ini meningkatkan harapan bahwa pandemi bisa mereda ketika musim panas di belahan bumi utara mendekat.

"Pengamatan kami yang paling mencolok hingga saat ini adalah efek kuat yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun di udara," kata William Bryan, penasihat sains dan teknologi untuk sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

Temuan mereka, bagaimanapun, belum dirilis dan karenanya belum ditinjau oleh para ahli independen. Upaya pengembangan yang cepat sebagian ke sejumlah besar pasien yang telah membanjiri sistem perawatan kesehatan di negara maju dan di negara-negara miskin.

Di Brasil, di mana unit perawatan intensif di rumah sakit telah terdampak, Dr Fernanda Gulinelli mengatakan ini adalah bab baru dalam dunia kedokteran yang harus kami tulis saat ini. "Dan kami tidak tahu apa kondisi selanjutnya yang akan terjadi," kata dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: