Strategi ini dilakukan dengan penekanan pada produk emas atau logam mulia sebagai sebuah instrumen yang berfungsi sebagai lindung nilai bagi masyarakat saat keadaan ekonomi tidak kondusif di masa pandemi ini.
"Strategi ini tidak lagi menekankan pada fungsi emas sebagai instrumen investasi jangka panjang yang sebelumnya marak diperkenalkan ke masyarakat, namun sebagai sebuah solusi proteksi aset sebagai nilai tambah bagi para pemilik aset," jelas Bony.
Menurut Bony, strategi tersebut juga bagian dari upaya Masduit untuk menaikkan konsumsi emas per kapita di Indonesia yang saat ini baru mencapai 0,2 gram. Idealnya konsumsi emas kapita berada pada kisaran 2-10 persen dari total pendapatan per tahun.
Baca Juga: Jangan Menyerah! Ikuti 5 Strategi Ini Agar Bisnis Bertahan Selama Covid-19
Secara keseluruhan, Masduit memandang masyarakat Indonesia masih belum memiliki kesadaran melindungi kekayaannya dengan investasi emas. Padahal di tengah perkembangan ekonomi saat ni, ada risiko penurunan daya beli riil karena dampak inflasi.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan menabung emas, menambah investasinya, dan di saat yang sama melindungi nilai kekayaannya dengan pecahan yang lebih terjangkau dan akses yang lebih mudah. Masduit menawarkan tiga hal itu dalam satu paket solusi: kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bertransaksi ditawarkan dalam satu kesatuan.
Sementara sebagai bentuk kepedulian sosial di tengah kondisi saat ini, Masduit memberikan bantuan dalam bentuk alat pelindung diri (APD) kepada rumah sakit dan individu di wilayah DKI Jakarta yang membutuhkan sejak 29 Maret–8 April 2020.
"Hal ini merupakan bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kami kepada dokter dan perawat sebagai garda depan dalam pencegahan penularan Covid-19 di Indonesia," tutup Bony.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti