Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak Jokowi, Bantuan Rp600 Ribu Gak Akan Cukup! PAN: Rakyat Korban PHK Butuh. . . .

Pak Jokowi, Bantuan Rp600 Ribu Gak Akan Cukup! PAN: Rakyat Korban PHK Butuh. . . . Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekjen Partai amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menyoroti efek pandemi virus corona di sektor ekonomi.

Menurutnya, pemerintah harus memberikan perhatian khusus, terutama kepada korban pemu tusan hubungan kerja (PHK) yang tidak bisa berbuat apa-apa karena adanya larangan mudik.

“Di sini kehadiran negara dibutuhkan,” ujar Eddy yang disampaikan saat dis kusi online DPP PAN bertajuk “Korban PHK Dilarang Mudik Bagaimana Solusinya”.

Eddy menegaskan, peran negara sedang dibutuhkan para korban PHK yang tidak bisa mudik. Jangan sampai mereka justru mencari solusi ekonomi sendiri-sendiri.

Baca Juga: Menteri-Menteri Ini Kena Semprot Pak Jokowi: Ini Ada Apa? Masyarakat Jelas Dirugikan Lho!

Baca Juga: Ya Tuhan! Pemerintah Tega Izinkan 500 TKA China Mengais Rezeki di Tanah Air saat Jutaan WNI Kena PHK

Sementara, anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN, Intan Fauzi, berpendapat bahwa peran pemerintah bisa dihadirkan melalui bantuan langsung tunai dan keringanan kredit. Jika masalah ini teratasi, tentunya dapat meringankan para korban PHK terdampak pandemi virus corona.

“Kita butuh Social Safety Net yang benar-benar tepat sasaran. Nah, untuk korban PHK bagaimana? PAN mendorong agar mereka diberikan stimulus uang tunai dan keringanan kredit,” ujar Intan.

Dia menegaskan, dengan menggelontorkan stimulus berupa uang tunai, maka ekonomi masyarakat bisa bertahan. Pun daya beli juga akan naik sehingga mampu mendorong ekonomi bergerak dan tumbuh. signifikan dan keringanan kredit akan sangat membantu bagi korban PHK,” katanya.

Baca Juga: Kemnaker Alihkan Rp3,1 Triliun untuk Pekerja Terkena PHK Akibat Covid-19

Intan menyebut, saat ini ada sekitar 15 juta warga yang menjadi korban PHK di sektor hotel, restoran dan kafe. Bahkan, dia bilang angka yang tidak terdata bisa mencapai 30-40 juta warga.

Jumlah itu melebihi kisaran angka yang tercatat oleh Kementerian Ketenagakerjaan yakni sekitar 2,8 juta. Dari data tersebut, sektor formal menurut Intan yang paling terdampak akibat pandemi.

“Setidaknya ada 43 ribu perusahaan di sektor formal yang terdampak pandemi corona. Imbasnya, untuk perusahaan yang terdampak, ada sekitar 250 orang korban PHK, sementara sisanya telah dirumah kan,” tutupnya.

Kader PAN yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut, pandemi Covid-19 telah menekan perekonomian di wilayahnya. Menurutnya, ada 71 ribu keluarga yang masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), alias berhak mendapatkan bantuan pemerintah. Sementara, ada data non DTKS yaitu miskin baru yang terdampak Covid-19 sebanyak 88 ribu.

Berdasarkan data tersebut, lanjut Bima, tak kurang dari 150 ribu warga Kota Bogor yang harus dibantu pemenuhan kebutuhan dasarnya selama masa pandemi. “Artinya, hampir 50 persen warga Kota Bogor itu terdampak secara ekonomi,” katanya.

Meski demikian, Bima tak akan lepas tangan meskipun pemerintah pusat punya kewenangan penuh untuk membantu warganya. “Kami sudah sisir ulang, dilakukan refocusing dan kami berhasil menganggarkan Rp 144 miliar untuk Covid-19. Ini dibagi tiga, aspek penanganan medis, jaringan pengamanan sosial dan pemulihan ekonomi,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: