Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penopang Perekonomian, Harga TBS di Kalbar Tetap Bisa Diandalkan!

Penopang Perekonomian, Harga TBS di Kalbar Tetap Bisa Diandalkan! Pekerja melakukan bongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk diangkut ke pabrik CPO Subulussalam di Desa Blang Dalam Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, Jumat (16/8/2019). Harga TBS sawit ditingkat petani masih rendah Rp600 per kilogram dibandingkan beberapa bulan lalu berkisar Rp1.200 hingga Rp1.500 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah wabah Covid-19 yang masih bergejolak, harga TBS (tandan buah segar) dan minyak kelapa sawit di Kalimantan Barat pada periode II April 2020 terbilang sangat baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Harga TBS untuk kategori tanaman sawit berumur 10–20 tahun di Kalimantan Barat saat ini yakni sebesar Rp1.721,93/kg. Dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu yang Rp1.375,79/kg, harga saat ini mengalami kenaikan hingga mencapai 25,1 persen dan tentunya menjadi imunitas bagi perekonomian petani sawit di Kalimantan Barat. Sementara, untuk harga CPO ditetapkan yakni sebesar Rp6.678,61/kg dan harga kernel Rp3.353,88/kg.

Baca Juga: Demi Atasi Perubahan Harga yang Dinamis, Petani Sawit di Wilayah Ini Gagas Koperasi Simpan Pinjam!

Adapun, pandemi Covid-19 telah mendorong semua orang untuk hidup bersih dan rajin mencuci tangan. Kondisi tersebut tentunya turut menggenjot permintaan CPO karena minyak sawit merupakan bahan baku pembuatan deterjen dan sabun. Selanjutnya, program biodisel 30% (B30) yang kini mulai dikembangkan untuk B40 juga menjadi angin segar bagi industri sawit dalam negeri.

Adapun B30 telah diimplementasikan secara massal pada Januari 2020 dan pemerintah menargetkan implementasi B40 menyusul pada tahun ini. Ketika implementasi B30 telah banyak, CPO dalam negeri yang terserap juga banyak dan berhasil mengurangi ketergantungan ekspor hingga menjadi sekitar 67 persen dibandingkan ketergantungan ekspor sebelum implementasi B30 yang mencapai 78 persen.

Adapun sektor perkebunan telah lama menjadi salah satu penopang utama perekonomian di Kalimantan Barat. Data Kementerian Pertanian mencatat luas lahan kelapa sawit di Kalimantan Barat pada tahun 2019 yakni 1.807.643 hektare. Adapun jumlah petani yang yang turun langsung dalam operasional perkebunan kelapa sawit yakni sebanyak 578.274 orang.

Untuk menjaga aktivitas tetap produktif dan optimal di tengah masa pandemi ini, perseroan juga telah mengambil langkah preventif yang diberlakukan di lingkungan kerja maupun di kebun. Hingga saat ini, aktivitas petani di perkebunan kelapa sawit masih berjalan normal mengingat pentingnya minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: