Kursus tentang data konfidensial mencakup aturan umum seputar penanganan informasi sensitif, termasuk data pribadi, rahasia dagang, atau dokumen internal yang tidak dapat diungkapkan secara eksternal.
Topik baru ini akan memberi para personel keahlian yang dibutuhkan untuk bekerja menggunakan sumber informasi tersebut dan membantu mereka belajar bagaimana memperkecil kerusakan jika terjadi kebocoran data.
Menurut laporan terbaru berjudul Taking Care of Corporate Security and Employee Privacy: Why Cyber-protection is Vital for Both Businesses and Their Staff, sekitar sepertiga dari karyawan perusahaan (30%) yang terlibat setelah insiden, melewatkan acara pribadi yang penting, harus bekerja di malam hari (32%), bahkan mengalami stres tambahan (33%). Seperempat bahkan harus membatalkan liburan (27%).
Baca Juga: Data Tokopedia Dibobol, Begini Janji Menteri Johnny
Sementara risiko pelanggaran data akan selalu ada, organisasi perlu menjaga keamanan data di bawah kendali sehingga insiden tidak berdampak negatif terhadap kondisi karyawan dan reputasi bisnis, terutama selama pandemi Covid-19.
Jika terjadi pelanggaran data, seluruh tim keamanan TI harus menyelidiki insiden tersebut, membersihkan, dan memperbaiki sistem, serta mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan terulang. Akibatnya, sepertiga manajer harus bekerja lembur di tempat kerja (33% untuk UKM dan 32% untuk perusahaan).
Hal ini juga menyebabkan pekerjaan lain tertunda dan tenggat waktu yang pendek pada lebih dari seperempat UKM (27%) dan perusahaan (26%). Juga hilangnya kesempatan untuk merayakan acara penting bersama, seperti ulang tahun orangtua atau makan malam dengan pasangan, seperti yang dialami oleh sebanyak 20% profesional TI di UKM dan 30% di perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: