Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Hiperinflasi?

Apa Itu Hiperinflasi? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Sementara inflasi normal diukur dalam hal kenaikan harga bulanan, hiperinflasi diukur dalam hal kenaikan harian eksponensial yang dapat mendekati 5 hingga 10% sehari. Hiperinflasi terjadi ketika tingkat inflasi melebihi 50% untuk periode sebulan.

Contoh yang dapat terjadi

Biaya belanja makanan mulai dari Rp500 ribu per minggu menjadi Rp750 ribu per minggu. Di bulan berikutnya, menjadi Rp1,125 juta per minggu di bulan berikutnya dan seterusnya. Jika upah tidak sejalan dengan inflasi dalam suatu ekonomi, standar hidup rakyat akan turun karena mereka tidak mampu membayar kebutuhan pokok dan biaya hidup.

Selain itu, hiperinflasi dapat menyebabkan sejumlah konsekuensi bagi perekonomian. Orang-orang dapat menimbun barang, termasuk barang yang mudah rusak seperti makanan karena kenaikan harga. Menimbun barang seperti makanan dapat membuat kekurangan pasokan makanan.

Ketika harga naik secara berlebihan, uang tunai, atau tabungan yang disimpan di bank akan berkurang nilainya atau menjadi tidak berharga karena uang memiliki daya beli yang jauh lebih kecil. Situasi keuangan konsumen memburuk dan dapat menyebabkan kebangkrutan.

Ditambah lagi, orang juga mungkin tidak menyetor uang mereka ke bank. Pendapatan pajak juga dapat turun jika konsumen dan bisnis tidak dapat membayar, sehingga pemerintah gagal menyediakan layanan dasar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: