Virus corona telah menjadi anugerah bagi videoconference startup Zoom karena orang-orang telah mencari cara baru untuk terhubung di bawah perintah lockdown. Popularitas Zoom akhirnya menyulut Google untuk meningkatkan produk obrolan video miliknya sendiri.
Di tengah persaingan mereka berdua yang makin ketat di masa pandemi ini, rupanya perusahaan yang sekarang di bawah komando Sundar Pichai tersebut pernah berniat mengakuisisi perusahaan milik Eris S Yuan tersebut pada tahun 2018.
Baca Juga: Tantang Zoom yang Disebut Bahaya, Google Gratiskan Layanan Ini, Tak Ada Batas Waktu Panggilan!
Dilansir dari BusinessInsider (6/4/2020), Zoom rupanya cukup populer di tahun 2018 oleh teknisi Google. Saking populernya, beberapa insinyur Google mendesak perusahaan mengakuisisi Zoom pada waktu itu.
The Information yang pertama mengabarkan hal ini mengklaim bahwa "beberapa ribu" karyawan Google menggunakan Zoom daripada produk Hangouts Meet Google sendiri pada saat itu. Nahas, meski perusahaan setuju dengan usulan dari insinyur mereka, proses akuisisi tersebut tidak terjadi.
Diskusi tentang akuisisi dilaporkan sejauh mengevaluasi harga yang "masuk akal" dan menghitung biaya menjalankan Zoom di server Google. Diskusi tampaknya tidak melampaui itu.
Menurut laporan itu, Zoom adalah "salah satu dari beberapa" perusahaan yang ditimbang oleh para insinyur Google saat itu. Terlebih lagi, juru bicara Google Cloud mengatakan kepada The Information bahwa perusahaan "tidak pernah secara serius mengakuisisi Zoom".
Zoom kini tercatat sebagai pesaing berat dalam hal video conference. Zoom mengklaim memiliki 300 juta pengguna harian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: