Karena ada sisa tagihan 20 kwh pada bulan itu, maka Made melanjutkan, PLN mengalihkan atau carry over tagihan tersebut ke bulan berikutnya. Karenanya, ketika pemakaian listrik pelanggan pada April 2020 melonjak kembali dengan contoh mencapai 90 kwh dan ditambah tagihan carry over Maret 20 kwh, maka total tagihan April menjadi 110 kwh.
"Ternyata saat tagihan di Mei atas penggunaan april yang tertagih 110 kwh dibanding kebiasaan mereka bayar 50 kwh ini seolah-olah kenaikan 200 persen lebih. Ini jadi polemik memang kami sadari butuh komunikasi dan pendekatan lebih baik," ungkap dia.
Baca Juga: PLN Jelaskan Kenaikan Listrik, Warganet Malah Makin Mencak-mencak
Karena itu, dia menegaskan, kenaikan yang terjadi itu bukan karena PLN menaikkan tarif dasar listrik semena-mena di tengah pandemi. Akan tetapi, dia mengaku salah bahwa PLN tidak menginformasikan dengan baik kepada pelanggan mengenai adanya tagihan carry over dari pencatatan menggunakan perhitungan tiga bulan rata-rata.
"Paling tidak kami punya dokumentasi jelas bahwa kenaikan tagihan ini bukan karena kenaikan tarif listrik. Enggak semata-mata PLN naikkan tarif listrik semena-mena setiap saat apalagi di tengah kondisi begini sangat tidak populis," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti