Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bansos Sembako Kemendag Akan Ringankan Warga Tak Mampu dari Dampak Covid-19

Bansos Sembako Kemendag Akan Ringankan Warga Tak Mampu dari Dampak Covid-19 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan memberikan bantuan berupa fasilitas kesehatan untuk 157 pasar di enam provinsi di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bantuan ini dimaksudkan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19 yang makin meluas.

Khusus untuk di DKI Jakarta, Kemendag akan memberikan bantuan kepada 20 pasar tradisional, termasuk Pasar Kramat Jati. Langkah pemerintah menyalurkan berbagai bantuan guna mengurangi dampak negatif Covid-19 melalui skema bantuan sosial (bansos) dinilai akan memberi keringanan kepada masyarakat.

Baca Juga: Tak Ada Anggaran, Sri Mulyani Sebut DKI Butuh Bantuan Pusat untuk Bansos

Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan kebijakan jaringan pengaman sosial menghadapi Covid-19 antara lain dengan memberi bansos sembako kepada 1,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jakarta dan kepada 600 ribu KPM di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi selama tiga bulan, April hingga Juni dengan anggaran Rp3,42 triliun.

Bantuan lain adalah melalui kartu sembako yang diberikan kepada 20 juta KPM senilai Rp200 ribu per bulan selama 12 bulan dengan anggaran Rp43,6 triliun. Ada juga bantuan berupa bantuan melalui Program Keluarga Harapan selama 12 bulan dengan anggaran Rp37,4 triliun. Selanjutnya, bantuan sosial tunai non-Jabodetabek sebanyak Rp600 ribu/bulan selama tiga bulan, April hingga Juni, yang diberikan kepada 9 juta KPM, di luar penerima PKH dan Kartu Sembako, dengan anggaran mencapai Rp16,2 triliun.

Piter Abdullah, ekonom yang juga dosen Perbanas Institute menyebut, langkah bantuan pemerintah tersebut diharapkan akan mengurangi beban masyarakat yang terdampak Covid-19. Menurutnya, ketika ekonomi mengalami tekanan dan berdampak negatif kepada kelompok bawah, bantuan sosial sangat dibutuhkan. "Terlepas siapa pun pemimpinnya," ujar Piter kepada media baru-baru ini.

Piter menjelaskan, pemerintah memang memiliki banyak skema bantuan kepada masyarakat terdampak. Bantuan-bantuan ini juga melibatkan banyak pihak. Ada yang disalurkan kementerian dan ada yang disalurkan oleh pemerintah daerah. Karena itu, ia mendorong agar koordinasi penyaluran dibangun dengan baik. Jangan sampai bansos terlambat diterima.

"Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan mempercepat penyaluran bantuan karena masyarakat membutuhkannya segera. Bantuan sembako memang tidak memengaruhi daya beli karena diberikan dalam bentuk barang, tetapi bantuan ini dibutuhkan masyarakat tidak mampu," ucapnya.

Ia juga berharap, di tengah pandemi, Kemendag dapat menjaga agar harga berbagai kebutuhan sembako terjangkau, harga stabil. Karena itu, perlu menjaga rantai pasokan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Kata Piter, yang menentukan pergerakan harga adalah ketersediaan supply yang mencukupi dan besarnya demand. Karena itu, perlu dipastikan ketersediaan barang agar harga tidak melambung.

"Yang diharapkan dari Kementerian Perdagangan adalah lebih kepada menjaga ketersediaan barang," ucap Piter.

Karena itu, langkah Kementerian Perdagangan dengan melakukan regulasi dan deregulasi, termasuk pelonggaran impor, sudah tepat dalam rangka menjaga pasokan barang-barang pangan yang tidak cukup diproduksi di dalam negeri, seperti bawang putih, bawang bombay, dan daging sapi. "Pelonggaran impor dibutuhkan dalam rangkaa menjaga pasokan," kata Piter.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menekankan agar pasokan dan harga bapok tetap terkendali seperti tahun-tahun sebelumnya. Diperlukan sinergi langkah dan upaya pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, beserta pelaku usaha pangan.

Pemerintah menyadari antisipasi dampak penyebaran virus Covid-19 ini merupakan tanggung jawab kita bersama yang memerlukan sinergi dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku usaha terkait bapok, maupun masyarakat. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat tetap tenang, tidak perlu belanja berlebihan, dan selalu menjaga kesehatan.

Mendag juga meminta para pemerintah daerah untuk memantau perkembangan harga dan pasokan bapok secara intensif. Langkah itu dibutuhkan untuk memonitor indikasi kelangkaan barang dan dapat melakukan langkah antisipasi dengan cepat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: