Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kebutuhan dan harga gula di pasaran kembali normal dalam waktu dekat. Kepastian ini terjadi karena impor gula sudah masuk dan siap didistribusikan.
"Kemarin ada kendala sedikit karena di India ada lockdown, tapi sekarang impor gula sudah mulai berdatangan. Dalam waktu 1-2 minggu akan kami distribusikan ke seluruh daerah," ujar Mentan belum lama ini.
Baca Juga: Triwulan I, PDB Pertanian Alami Kenaikan
Mentan mengatakan, kenaikan harga beberapa hari lalu karena lalu lintas gula ditentukan oleh supply-demand. Apalagi, persoalan harga sepenuhnya ada pada Kementerian Perdagangan. Meski begitu, kata dia, Kementan selalu siap membantu menstabilkan harga.
"Saat distribusi kurang, maka bisa membuat gejolak lompatan harga. Di sinilah peran pemerintah untuk mengatur distribusi pangan agar ketersediaan bisa diatur sedemikian rupa," katanya.
Sebagai informasi, Kementan mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Salah satunya dengan mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Untuk saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali.
Langkah tersebut sesuai dengan perintah presiden agar semua Kementerian bekerja sama menutup defisit. Dengan begitu, produksi pangan Indonesia cukup kuat dan terkendali. Sebab, sebagian besar provinsi mengalami surplus produksi tahun ini.
"Neraca kita cukup aman dan panen raya akan dilakukan April-Mei dan puncaknya di bulan ini, khusus beras kami memiliki stok yang kuat," kata Mentan Syahrul.
Adapun data stok dan perkiraan bahan pokok yang diterbitkan Badan Ketahanan Pangan (BKP) menunjukkan, beberapa bahan pokok pangan periode April sampai Juni 2020 masih dalam posisi cukup dan aman. Untuk beras misalnya, neraca hingga Juni mendatang diperkirakan mencapai 6,4 juta ton, jagung 1,01 juta ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng sebanyak 5,7 juta ton.
Selain itu, untuk mengantisipasi ancaman cuaca esktrem, Kementan juga telah meminta dilakukan percepatan penanaman kembali. Panen raya yang sudah dilakukan seluas 7,4 juta hektare harus segera dilakukan penanaman seluas 5,6 juta hektare maksimal yang harus ditanam.
"Bulan Mei diperkirakan masih terjadi hujan. Untuk itu, para petani harus cepat melakukan penanaman. Saya sudah instruksikan kepada seluruh kelompok tani harus cepat membagi bibitnya, pupuknya, dan alsintan akan segera diturunkan. Target 20 juta gabar kering yang bisa kita oleh kalau itu semua bisa berjalan lancar," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum