Data Gapki mencatat produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada kuartal I-2020 mengalami penurunan sebesar 12,6 persen menjadi 10,99 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 12,57 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan, bahwa produksi sawit pada bulan Maret sedikit lebih rendah yakni 0,9 persen dari produksi bulan Februari 2020.
Baca Juga: Tak Hanya Triple Bottom Line, Tapi Peran Kelapa Sawit. . .
"Sementara itu, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada kuartal I-2020 ini mencapai 4,5 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan konsumsi domestik minyak sawit pada periode Januari–Maret 2019 yang sebanyak 4,3 juta ton," terang Mukti.
Pada bulan Maret, konsumsi domestik minyak sawit untuk pangan tercatat sebesar 721.000 ton. Angka ini turun sekitar 8,3 persen dibandingkan bulan Februari yang mencapai 786.000 ton. Berbeda dengan kebutuhan pangan, konsumsi domestik produk oleokimia justru mengalami peningkatkan sebesar 14,5 persen menjadi 104.000 ton, sedangkan konsumsi biodisel mencapai 673.000 ton atau relatif sama dibandingkan bulan sebelumnya.
"Ketidakpastian waktu teratasinya pandemi Covid-19 menyebabkan konsumsi minyak sawit untuk produk pangan menurun. Sebaliknya, produk oleokimia naik karena kebutuhan bahan pembersih sanitizer meningkat," ujar Mukti.
Mukti menambahkan, dari 68.000 kenaikan konsumsi oleokimia, 55 persen terjadi pada gliserin yang merupakan bahan pembuatan hand sanitizer. Sementara itu, ekspor minyak sawit sepanjang kuartal I-2020 mengalami penurunan hingga 16,5 persen menjadi 7,64 juta ton dibandingkan ekspor sawit pada periode yang sama tahun 2019 lalu yang sebesar 9,1 juta ton.
Meskipun demikian, secara bulanan, ekspor minyak sawit pada bulan Maret meningkat sebesar 7,3 persen dibandingkan bulan Februari. Gapki mencatat, tujuan negara ekspor terbesar untuk minyak sawit yakni Bangladesh, Afrika, dan China. Sementara, ekspor ke Uni Eropa, India, dan Timur Tengah mengalami sedikit kenaikan, dan ekspor ke Pakistan dan Amerika Serikat turun.
"Kenaikan ekspor ke China karena diinformasikan China telah mulai pulih dari pandemi Covid-19," pungkas Mukti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum