Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dosa Besar Amerika Hingga Diporakporandakan Covid-19

Dosa Besar Amerika Hingga Diporakporandakan Covid-19 Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, dia tidak percaya Israel memata-matai dia atau AS. | Kredit Foto: Foto/Reuters/Feline Lim

Penelitian ini mirip dengan sentimen sebelumnya yang dibuat oleh direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci. Dokter dan ahli imunologi terkemuka itu mengatakan kepada CNN pada pertengahan April bahwa pencegahan yang disetujui pemerintah akan 'menyelamatkan nyawa'.

"Anda dapat secara logis mengatakan jika Anda memiliki proses yang sedang berlangsung dan Anda memulai mitigasi sebelumnya, Anda bisa menyelamatkan nyawa," katanya. "Tidak ada yang akan menyangkal itu."

CNN, dalam laporannya, menyatakan para pejabat kesehatan ingin memperkenalkan langkah-langkah jarak sosial (social distancing) yang lebih ketat dari minggu ketiga Februari, namun saran itu tidak diindahkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Alasan Konyol Trump Ogah Pakai Masker Bikin Geleng-geleng

"Jelas jika kita benar sejak awal menutup semuanya, segalanya akan terlihat sangat berbeda tetapi ada banyak tekanan balik tentang menutup semuanya saat itu," kata para pejabat tersebut.

Pakar kesehatan setempat dan internasional telah mengkritik pejabat AS karena "missed the boat" dalam mengendalikan penyakit dengan menunggu terlalu lama untuk menghentikan perjalanan domestik dan memberlakukan aturan jarak sosial.

Para ilmuwan, seperti dikutip New York Times, memperkirakan penyebaran infeksi virus dari New York menyumbang 60 hingga 65 persen di AS.

Setelah menganalisis ribuan sampel dari orang yang terinfeksi di seluruh AS, Yale School of Public Health menemukan sebagian besar kasus memiliki mutasi yang dapat ditelusuri kembali ke wabah di New York.

"Kami sekarang memiliki cukup data untuk merasa cukup percaya diri bahwa New York adalah pintu gerbang utama untuk seluruh negara," kata ahli epidemiologi Dr Nathan Grubaugh dari Yale School of Public Health.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: