Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seperti Apa Rasisme di AS? Begini Kesaksian Orang-orang Asia yang Tinggal di Negeri Paman Sam

Seperti Apa Rasisme di AS? Begini Kesaksian Orang-orang Asia yang Tinggal di Negeri Paman Sam Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson

Bagaimana orang-orang Asia di AS menanggapi berbagai serangan?

Bagi sebagian orang, meningkatnya sentimen anti-Asia terasa jelas dan berbahaya.

Tidak ada data komprehensif tentang pembelian senjata di AS, namun berbagai laporan dari para pemilik toko senjata menunjukkan bahwa lebih banyak orang Asia yang menjadi pembeli di tengah kenaikan penjualan.

Donghui Zang (49) warga Amerika keturunan China mulai mengorganisir patroli di lingkungan sekitarnya di kawasan Queens, New York. Di sana lebih dari 200 anggota kelompok itu bergantian berkeliling dan melaporkan kegiatan mencurigakan kepada polisi. Baru-baru ini anggota patroli termasuk Zang mengajukan izin kepemilikan senjata api.

Zang, yang menyebut dirinya konservatif secara sosial, percaya bahwa orang Amerika keturunan China harus mempersenjatai diri "jika terjadi gejolak sosial dan meroketnya kejahatan".

Max Leung, salah satu pendiri San Francisco Peace Collective, mengatakan kelompoknya melakukan patroli di Chinatown untuk membantu menghentikan kasus vandalisme dan pencurian.

"Budaya yang ingin saya ciptakan dalam kelompok kami adalah mempromosikan perdamaian, bukan melanggengkan kekerasan." ujar Leung.

Seniman dan komedian juga terinspirasi untuk bersuara --termasuk artis hip hop Jason Chu, yang memulai kampanye Hate is a Virus, dan menulis lirik rap tentang insiden anti-Asia.

Dia mengatakan rap itu bertujuan untuk menunjukkan "konyolnya orang-orang yang menargetkan orang-orang Asia-Amerika", dan juga "menekankan fakta bahwa orang-orang Asia-Amerika adalah warga di sini".

"Kami bukan tamu di Amerika --kami lahir di sini-- di sinilah orang tua kami membesarkan kami. Kami mengatakan bahwa kebencian tidak memiliki tempat di negara kami."

Secara umum, ada harapan bahwa kesadaran baru akan diskriminasi ini akan mengarah pada komunitas Asia yang lebih kuat di AS - dan solidaritas lebih dengan etnis minoritas lainnya.

Prof Jeung mengatakan dia telah melihat contoh-contoh orang Asia-Amerika "mengakui kepentingan bersama mereka, dan memobilisasi sebagai kelompok dan komunitas politik".

Orang-orang Asia dari berbagai lapisan kehidupan sekarang "mendapati diri mereka memiliki pengalaman yang sama" karena diskriminasi yang terkait dengan pandemi.

"Kita semua menghadapi proses ini, profil rasial, bersama-sama. Jadi mudah-mudahan, kita akan bersama-sama memerangi rasisme, dan membangun empati terhadap orang lain."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: