Dari situ, dia mengaku, tetap optimistis tingkat NPL Akseleran tetap terjaga di bawah 1% hingga akhir 2020. Christopher mengungkapkan, hingga akhir Mei 2020, tingkat NPL Akseleran terjaga stabil dengan angka 0,67% dari total penyaluran pinjaman usaha atau turun sebesar 0,03% dibandingkan NPL pada akhir April 2020.
"Khusus selama pandemi Covid-19, kami meningkatkan credit underwriting standard lagi, kami memilih membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing, meskipun bukan berarti receivable financing tidak bisa. Harapannya, risiko kredit jadi lebih kecil sehingga dalam dua bulan terakhir outstanding dan penyaluran invoice financing lebih besar daripada PO financing. Artinya mitigasi risiko yang baru tersebut terimplementasi dengan baik," terangnya.
Dia mengharapkan, memasuki fase new normal di Juni, akan ada peningkatan penyaluran pinjaman yang signifikan.
"Kami berharap ada kenaikan penyaluran pinjaman usaha sekitar 35% pada Juni yang akan belanjut sampai akhir tahun dengan harapan lain agar tidak ada gelombang kedua dari pandemi Covid-19," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: