Selandia baru mengklaim tidak adanya kasus baru dan aktif virus corona tipe baru atau Covid-19 di selama beberapa pekan hingga Senin (8/6/2020). Hal itu terjadi berdasarkan sejumlah kebijakan yang diambil negara dalam mengekang penyebaran virus corona.
Ketika baru terkonfirmasi kurang dari 30 kasus, negara langsung mengambil kebijakan lockdown atau karantina wilayah dengan cepat dan komprehensif. Negara itu menutup perbatasan pada 19 Maret.
Baca Juga: Kehidupan Normal Akan Berjalan Kembali di Selandia Baru, Seperti Apa?
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa hampir semua orang yang datang ke Selandia Baru harus dikarantina selama 14 hari. Itu adalah salah satu langkah isolasi diri paling awal dan terberat di dunia, yang sepekan kemudian dilanjutkan dengan pembatasan total.
"Kita kerja keras dan kita akan cepat. Kami hanya memiliki 102 kasus, tetapi Italia juga pernah melakukannya," kata Ardern bulan lalu.
Tujuh hari kemudian setelah pembatasan ketat, level siaga tertinggi muncul. Keadaan itu menempatkan negara di bawah pembatasan yang sangat ketat.
Setelah lima pekan diisolasi dengan ketat, toko makanan take away atau dibawa pulang pertama dan beberapa bisnis tidak penting diizinkan untuk beroperasi. Akhirnya, infeksi baru turun hampir nol pada akhir April dan negara itu mampu mencabut lebih banyak pembatasan.
Hingga kemudian pada Senin ini, Selandia Baru mengklaim negaranya terbebas dari virus corona. Namun, Perdana Menteri Jacinda Ardern telah memperingatkan tidak akan membuka perbatasan untuk waktu yang lama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: