Bima pada kesempatan tersebut menegaskan, kantor-kantor di Jakarta tentunya memiliki database karyawan domisilinya di mana saja.
"Karyawan dari Bogor agar yang menggunakan jasa KRL agar jam masuk dan jam keluar kerjanya dibuat dalam beberapa shift, sehingga dapat mengatasi penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor" katanya.
Bima juga menuturkan, pada Senin hari ini, baru sekitar 10 persen perkantoran yang mulai beroperasi lagi, karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
"Baru 10 persen kantor yang buka saja, sudah terjadi penumpukan calon penumpang KRL di stasiun. Bagaimana pada Senin pekan depan, ketika kantor-kantor di Jakarta sudah semuanya beroperasi. Pasti terjadi penumpukan bukan hanya di stasiun, juga di dalam gerbong kereta," katanya.
Bima meyakini, kalau perkantoran di Jakarta tidak membuat jadwal kerja dalam sistem shift dan pengelola KRL juga belum mengembalikan jadwal operasionalnya sepeerti kondisi normal, maka akan terjadi penumpukan di dalam gerbong kereta.
"Kalau tidak diatur dengan baik maka penumpang KRL juga akan berdesak-desakan di dalam gerbong kereta," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: