"Di sisi lain, Perdagangan sebagai LU dengan pangsa kredit UMKM terbesar juga perlu diperhatikan, mengingat pertumbuhan restru kredit UMKM-nya berada di atas agregat (220,67%, mtm)," ujarnya.
Selain UMKM, Wiwiek mengatakan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan menunjukkan perlambatan. Dari sisi pendanaan, DPK April tercatat Rp240,2 triliun, tumbuh 6% (yoy) melambat dibandingkan bulan sebelumnya 8,1% (yoy).
"Berdasarkan golongan nasabah, perlambatan DPK tumbuh melambat pada April terutama didorong oleh golongan nasabah swasta yang diindikasi berasal dari korporasi. Sementara berdasarkan jenisnya, penurunan terjadi pada giro (pangsa 14%) dan deposito (pangsa 41%) di tengah kenaikan dana tabungan," katanya.
Sedangkan, untuk kredit macet atau non-performing loan (NPL), lanjut Wiwiek, tercatat meningkat (dari 3,7% menjadi 3,78%) terutama disebabkan kenaikan NPL sektor penyediaan Akmamin dan Industri Pengolahan.
"Secara sektoral, peningkatan kredit bermasalah terutama terjadi pada sektor penyediaan akmamin dari 6% menjadi 17% serta sektor industri pengolahan dari 4% menjadi 5%. Sementara, berdasarkan jenis penggunaan, kenaikan NPL terpantau pada jenis kredit investasi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil