Pemakaman George Floyd Dilakukan Tertutup Khusus Keluarganya
Ribuan pelayat memenuhi Texas di tengah terik matahari untuk memberikan penghormatan terakhir di hadapan peti jenazah George Floyd, Senin (8/6/2020) waktu setempat. Floyd dimakamkan secara tertutup untuk keluarganya pada Selasa (9/6/2020).
Bendera-bendera Amerika Serikat (AS) berkibar di sepanjang jalan menuju Gereja Fountain of Praise di Houston, kota tempat Floyd tumbuh. Para pelayat mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan mengenakan masker untuk mencegah penularan virus korona.
Baca Juga: Pengadilan Minneapolis Tetapkan Uang Jaminan Rp14 Miliar buat Pembunuh George Floyd, Derek Chauvin
Mereka menghadiri peringatan ketiga sekaligus penghormatan terakhir kepada jasad Floyd yang disemayamkan di Gereja Fountain of Praise, sebelum dimakamkan.
Pengurus gereja memperkirakan lebih dari 6.300 hadir saat publik diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir yang dibuka selama enam jam. Petugas pemadam kebakaran mengatakan beberapa orang yang kepanasan dalam antrean dibawa ke rumah sakit.
"Saya ingin pembunuhan oleh polisi dihentikan. Saya ingin mereka mereformasi proses untuk mencapai keadilan dan menghentikan pembunuhan," ujar Marcus Williams, warga kulit hitam berusia 46 tahun dari Houston.
Kematian Floyd oleh polisi Minneapolis membangkitkan protes di seluruh dunia terhadap rasisme hingga menyerukan reformasi penegakan hukum AS.
Merefleksikan beratnya momen penghormatan terakhir itu yang menarik keluarga korban kulit hitam dalam pembunuhan-pembunuhan besar lainnya di AS. Di mereka adalah Eric Garner, Michael Brown, Ahmaud Arbery, dan Trayvon Martin.
"Itu menyakitkan," kata Philonise Floyd, saudara lelaki George Floyd, terisak ketika dia menandai beberapa nama mereka di luar Gereja Fountain of Praise.
"Kami akan mendapatkan keadilan. Kami akan mendapatkannya. Kami tidak akan membiarkan pintu ini ditutup," ujarnya dikutip Al Jazeera.
Pemakaman Floyd terjadi dua pekan setelah kematian Floyd, setelah sebelumnya dibekuk petugas polisi, Derek Chauvin, pada 25 Mei di Minneapolis. Pada 26 Mei, massa pun memulai aksi menuntut keadilan sipil dan reformasi kepolisian.
Belakangan, salah satu tuntutan yang muncul adalah defund atau memangkas anggaran kepolisian. Massa menuntut, dana hasil pangkasan itu dialihkan pada proyek-proyek yang lebih banyak untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk proyek pembinaan anak muda.
Gagasan defund ini ditolak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia berjanji untuk mempertahankan pendanaan bagi departemen kepolisian AS.
"Tidak akan ada pemangkasan anggaran, tidak akan ada perombakan polisi kita," ujar Trump pada rapat di Gedung Putih, Senin (8/6/2020) waktu setempat.
Trump kemudian memuji para pemimpin lembaga penegak hukum dan mengatakan tingkat kejahatan di AS tahun ini menurun. Menurut Trump, tidak semua polisi berperilaku menyimpang atau mempunyai niat jahat.
"Terkadang kalian melihat hal yang mengerikan seperti yang terjadi baru-baru ini, tetapi sekitar 99.9 persen dari mereka (polisi) adalah orang-orang baik dan mengagumkan, dan mereka sudah bekerja sesuai sasaran," ujar Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: