Sehari sebelumnya, Adian melontarkan kritikan pedas kepada Kementerian BUMN. Kritikan tersebut dirangkai dalam artikel berjudul BUMN dan UMKM dalam Angka, Siapa Pahlawan Sesungguhnya?
Isi tulisannya menyoroti antara lain utang BUMN yang lebih besar dari utang Malaysia, jajaran komisaris yang diisi para pensiunan atau orang tua, PHK di BUMN dan sebagainya. Satu yang paling disorot adalah soal dana talangan yang digelontorkan pemerintah untuk BUMN sebesar Rp152 triliun. Dana ini adalah bagian dari anggaran PEN sebesar Rp589 triliun.
Kunjungan Adian ke Istana jadi pembicaraan warganet. Sebagian mengungkapkan pujian kepada Adian yang dianggap sebagai salah satu orang yang diistimewakan Jokowi.
"Cocok nih jadi menteri," kata @firmandamopoli. Sebagian pengguna Twitter menebak-nebak deal di balik pertemuan tersebut. "Kayaknya dapat jatah komisaris," ujar @wadinug.
"Komisaris PLN cocok. Kalau ada yang protes tagihan PLN biar dia yang jawab," ujar @sukamtoato. "Calon direktur PLN pastinya," ujar @koelikabel.
Ada juga yang mengungkapkan rasa heran. Orang seperti Adian saat mengkritik langsung dipanggil ke Istana. Tapi orang yang bukan lingkaran penguasa saat mengkritik malah dipanggil keĀ kantor polisi.
"Rakyat yang mengritik dijemput aparat," ujar @jhonamerah. "Demokrasi hanya di bibir," ujar @dahutabarat1.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: