Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Dialog, Ini Langkah Panas yang Diambil Korea Utara

Bukan Dialog, Ini Langkah Panas yang Diambil Korea Utara Pemimpin Korea Utara Kim Jong un memimpin sidang Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea (WPK) dalam gambar yang dirilis oleh Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) pada Minggu (24/5/2020). | Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara menyatakan akan mengirim pasukannya kembali ke daerah-daerah yang sebelumnya dilucuti dan menggelar lagi latihan militer di dekat perbatasan, di tengah ketegangan yang meningkat dengan tetangganya, Korea Selatan.

Ketegangan yang mulanya dipicu oleh pengiriman balon-balon propaganda dari pembelot di Korea Selatan semakin parah setelah Pyongyang meledakkan kantor penghubung antara kedua negara pada Selasa (16/6/2020).

Baca Juga: Ketegangan Memuncak, Rezim Kim Jong-un Tegas Jauhi Tawaran Dialog dengan Korsel

Dalam pernyataan yang dilansir Yonhap pada Rabu (17/6/2020), Militer Korea Utara menyatakan akan membangun kembali kehadiran pasukannya di wilayah Gunung Kumgang dan Kaesong, yang berada tepat di luar Zona Demiliterisasi sepanjang perbatasannya dengan Korea Selatan.

Gunung Kumgang, sebuah resor di pantai timur Korea Utara, serta zona industri Kaesong adalah dua proyek ekonomi bilateral utama yang pernah menjadi simbol pemulihan hubungan dan kerja sama antara Seoul dan Pyongyang.

Ketegangan yang meningkat antara kedua Korea dalam beberapa pekan terakhir dimulai dengan keluhan dari Korea Utara bahwa Seoul tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan para pembelot mengirim selebaran dan literatur anti-pemerintah lainnya melintasi perbatasan, seringkali menggunakan balon.

Setelah mengancam akan memutuskan semua jalur komunikasi dengan Selatan awal bulan ini, pada Selasa (16/7/2020) Pyongyang menghancurkan sebuah gedung perkantoran yang didedikasikan untuk pembicaraan antara kedua belah pihak. Penghancuran itu direkam dalam video.

Berbasis di daerah perbatasan Kaesong, kantor tersebut didirikan pada 2018 setelah beberapa putaran pembicaraan antar-Korea, yang juga menghasilkan perjanjian militer membangun zona penyangga yang dilucuti.

Sementara Korea Utara menyebut kantor itu "tidak berguna" dan mengosongkan stafnya pada 2019 setelah perselisihan yang terpisah, konfrontasi terbaru membuat fasilitas itu ditutup untuk selamanya, dengan Pyongyang lebih lanjut bersumpah untuk membatalkan perjanjian militer 2018.

Seoul dilaporkan telah mengusulkan untuk mengirim utusan khusus untuk mengurangi ketegangan, tetapi Pyongyang menolak tawaran itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: