Bukti-bukti Kuat Ini Ungkap Zionis Israel Bakal Runtuhkan Masjid Al Aqsa
Pada Juli 2013 lalu, harian terkemuka Israel, Haaretz, melansir berita hasil polling Temple Institute, bahwa sebanyak 30 persen Yahudi-Israel menginginkan Kuil Ketiga dibangun kembali, sebanyak 25 persen mengaku tak terlalu yakin, dan 45 persen menolak.
Tapi, khusus untuk kalangan religius Yahudi, jumlahnya lebih tinggi, yaitu sebanyak 43 persen menghendaki agenda tersebut terwujud. Angka ini lebih tinggi dibanding saat ditanyakan kepada kalangan ultra-orthodox dan ultranasionalis, masing-masing hanya 20 persen yang setuju. Sedangkan, untuk kalangan sekuler, hanya 31 persen yang setuju.
Bagaimana dengan kalangan Kristen? Survei yang digelar Christianforums.com, mendapati sebagian besar pengunjung situs web tersebut (65,38 persen) menolak pendirian Kuil Ketiga, karena akan mengakibatkan perang besar, yang ongkosnya terlalu mahal ketimbang sebuah kuil.
Sebanyak 17,95 persen menyatakan setuju karena itu terdapat dalam Perjanjian Lama, Kitab Yehezkiel 40:48, dan 6,41 persen setuju pembangunan kuil karena merasa bangsanya akan diberkati jika mereka memberkati orang-orang Yahudi.
Dalam catatan sejarah, di kalangan Yahudi pengikut Nabi Isa-yang menjadi cikal bakal Nasrani, ada anggapan bahwa kehancuran Yerusalem dan Kuil Kedua di tangan Romawi pada tahun 70, merupakan hukuman Tuhan kepada kaum Yahudi, karena mereka menolak Nabi Isa sebagai messiah. Kalangan Kristen di Palestina, sejak pendudukan Israel, juga termasuk yang tertindas.
Meski pemerintah Israel tak mau membuka wacana ini, bahkan melarang pejabatnya mengunjungi kompleks Haram al-Sharif, karena khawatir dianggap melakukan provokasi, namun mereka menjalankan agenda tersebut dengan cara yang lain. Yaitu, meneruskan penggalian di kompleks Masjid al-Aqsa.
Penggalian untuk kepentingan arkeologis di sekitar Kompleks Mas jid al-Aqsa sebenarnya telah berlangsung lama. Bahkan, sejak 1870, saat wilayah tersebut masih berada di bawah Khilafah Usmani, para insinyur dari Kerajaan Inggris telah melakukan penggalian.
Tapi, penggalian tersebut kian intensif dilakukan setelah Israel merebut Yerusalem Timur dari tangan bangsa Arab (Yordania) pada 1967. Kompleks al- Haram al-Sharif terletak di Kota Tua di Yerusalem Timur. Di Kota inilah dulu Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman memerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: