Terungkap fakta baru di balik sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan China. Presiden China Xi Jinping ternyata telah meminta bantuan pribadi kepada Presiden AS Donald Trump untuk menghapus sanksi terhadap Huawei dan ZTE Corporation.
Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton membeberkan informasi tersebut dalam buku The Room Where It Happened (2020), seperti yang Warta Ekonomi kutip dari Wion News, Senin (29/6/2020).
Jika mengacu pada dugaan Bolton, Kepala Negara China itu mengemukakan masalah tersebut melalui panggilan telepon pada Mei 2018 dan Juni 2019. "Xi memperingatkan, jika tak ditangani dengan benar, maka (masalah) Huawei akan membahayakan keseluruhan hubungan bilateral," tulisnya.
Baca Juga: Pilih Kasih! Sambut Hangat China Tapi Tutup Pintu Buat AS, Uni Eropa Sungguh Pancing Amarah Trump!
Baca Juga: Google Pajang Lanskap 'Subak', Warisan Budaya Dunia dari Bali!!
Lebih lanjut, Xi juga membicarakan tentang penghinaan yang China alami akibat Perjanjian Versailles ketika bertemu Trump pada KTT G20 di Osaka, Jepang 2019. Asal tahu saja, China menolak menandatangani perjanjian itu karena mereka mesti mengembalikan Shandong (China Timur) kepada Jepang sebagai bagian dari persetujuan.
Dalam bukunya, Bolton juga menulis, "Xi ingin larangan terhadap Huawei dicabut. Ia sendiri mengaku ingin bekerja sama dengan Trump secara pribadi dalam masalah itu dan Trump tampak setuju."
Diskusi G20 sendiri berlangsung setahun setelah Xi mengemukakan masalah pembatasan Departemen Perdagangan AS terhadap ZTE atas pelanggaran sanksi AS terhadap Iran, tepatnya pada 8 Mei 2019.
Pada 13 Mei 2019, Trump mengumumkan niatnya untuk mencabut larangan terhadap ZTE. Rencana itu jadi nyata pada Juli. AS pun telah menjual sejumlah besar produknya kepada perusahaan China seminggu kemudian.
Secara garis besar, buku Bolton menuliskan sekilas pandangan terhadap kebijakan jajaran Trump yang tidak konsisten jika mengenai China. Ia menggambarkan diplomasi Trump sangat bergantung pada hubungan pribadi dengan para pemimpin asing, termasuk Xi Jinping.
Di sisi lain, Trump membantah hal yang Bolton tulis. Bahkan, ia menyebut buku itu sebagai kompilasi kebohongan dan kisah yang dibuat-buat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna