Perusahaan raksasa yang memiliki ratusan brand ternama dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia, Unilever beberapa waktu lalu sempat ramai lantaran mendukung LGBTQ. Berbondong-bondong Instagram Unilever ramai diserbu netizen Indonesia yang mengancam akan melakukan pemboikotan akibat aksi tersebut.
Lantas, bagaimana berdirinya Unilever yang kini menjadi raksasa consumer goods dunia?
Baca Juga: Pengusaha Ini Tajir Melintir Puluhan Tahun Berkat Popok Bayi
Unilever merupakan perusahaan gabungan dari margarin Belanda, Unie dan produsen sabun Inggris bernama Lever Brothers yang dibentuk pada tahun 1930. Selama paruh kedua dari abad ke-20, Unilever secara signifikan berdiversifikasi ke berbagai bidang bisnis dan melakukan ekspansi ke berbagai negara.
Selain itu, Unilever juga membuat beberapa upaya akuisisi, termasuk Lipton pada tahun 1971 dan beberapa perusahaan besar lainnya. Pada dekade 2010an, di bawah kepemimpinan Paul Polman, Unilever secara perlahan menggeser fokus bisnisnya ke bisnis kesehatan dan kecantikan, dari yang sebelumnya yakni bisnis makanan. Menurut mereka, tren bisnis makanan menunjukkan perlambatan pertumbuhan.
Karena itulah kini Unilever menjadi produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada besarnya pendapatan pada tahun 2012, di belakang P&G dan Nestlé. Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di dunia, yang terkenal ialah Blue Band.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: