Kinerja industri manufaktur nasional belum juga bisa bangkit. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Lembaga HIS Markit, indeks manajer pembelian atau purchasing managers' index (PMI) Indonesia mencapai 39,1. Angka ini hanya naik tipis dari bulan sebelumnya yaitu 28,6.
PMI di atas 50 menunjukkan manufaktur tengah ekspansif, sedangkan di bawah 50 menunjukkan manufaktur mengalami resesi.
Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw mengatakan pelonggaran tindakan pencegahan Covid-19 di Indonesia cukup membantu memulihkan sektor manufaktur, tetapi tidak cukup untuk membendung penurunan lebih lanjut dalam produksi.
Baca Juga: BBM Premium: Jakarta Makin Tenggelam dan Kelam oleh Polusi
"Dengan ekspektasi kelonggaran PSBB lebih lanjut dan kembali ke normal, sentimen bisnis naik tajam ke level tertinggi sejak Januari sebelum pandemi meningkat karena perusahaan umumnya mengharapkan output naik pada tahun mendatang," ungkapnya.
Namun demikian, pemulihan aktivitas industri diharapkan dapat terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun data survei menunjukkan hasil produksi dan penjualan masih jatuh pada tingkat yang substantial. Di sisi lain, pengurangan permintaan sudah terjadi sejak April dan Mei.
"Pabrik juga terus mengurangi pekerja di tengah-tengah aktivitas pembelian juga berkurang lebih jauh karena perusahaan berusaha mengendalikan biaya sebagai respons untuk permintaan yang lemah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: