Bulan ini, Dompet Dhuafa menapaki usia 27 Tahun. Berbagai ragam cerita perjalanan kemanusiaan menjadi warna hingga bertahan dan terus berlayar meski di tengah pandemi Covid-19.
Pergerakan Dompet Dhuafa selain membantu masyarakat yang terdampak dari pandemi Covid-19 secara ekonomi, juga memperbaiki berbagai lokasi fasilitas umum, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan tempat strategis lainnya yang masih diakses masyarakat.
Nasyith Majidi, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR), mengatakan, penempatan bilik disinfektan tersebar di 1.000 titik se-Indonesia, sebagai upaya cegah dan tangkal (cekal) Corona (Covid-19). Berbagai upaya lain juga Dompet Dhuafa lakukan melalui tim Disaster Managemen Center (DMC) dan divisi kesehatan, baik penyemprotan disinfektan di sejumlah fasilitas umum hingga pemukiman se-Jabodetabek.
Baca Juga: Bangun Papua, Ribuan Anak Muda Tempuh Studi di Luar Negeri
"Termasuk juga pengecekan kesehatan bagi para petugas yang menjalankan pekerjaan untuk penanggulangan Corona," jelas Nasyith.
Dompet Dhuafa bersama para mitra mendistribusikan 36.000 paket sembako bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 secara ekonomi di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek. Di sisi lain Dompet Dhuafa memprakasai ketahanan pangan keluarga melalui langkah konkrit menanam sayur-mayur hingga budi daya ikan dalam ember (budikdamber) di halaman rumah.
Menurut Nasyith, semua itu sebagai upaya membentuk ketahanan pangan di lingkup keluarga. Ide tersebut muncul karena di tengah Covid-19 terjadi keterbatasan pangan dan gerak lingkup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Kemudian menggugah Dompet Dhuafa untuk mengajak masyarakat dalam memanfaatkan lahan atau ruang terbuka yang kurang terkelola di sekitar rumah dan disulap menjadi kebun pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar serat dan protein.
"Alhamdulillahnya, program sudah bergulir di 12 provinsi. Salah satunya di Beji, Depok, yang kemarin sempat dikunjungi Chef Aiko untuk mengkreasikan masakan dari hasil panen kebun tersebut," tambah Nasyith.
Selama perjalanan 27 Tahun, Dompet Dhuafa setia terjun di tengah masyarakat prasejahtera dan situasi bencana. Kehadirannya juga berbekal berbagai gagasan dan inisiasi. Seperti saat Lombok, Nusa Tenggara Barat, tertimpa gempa di 2018 silam, beberapa fasilitas umum rusak parah, Dompet Dhuafa hadir dan menggandeng para mitra untuk membangun sekolah ramah gempa di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islamiyah.
Selain itu, Dompet Dhuafa meresmikan klinik apung sebagai bagian pemulihan di bidang kesehatan bagi masyarakat Lombok, khususnya di wilayah terpencil. Selain melakukan pemulihan di Lombok, relawan dan aktivis kemanusiaan hadir juga untuk Sulawesi Tengah Bangkit.
Ribuan jiwa menjadi korban dalam bencana tersebut. Dompet Dhuafa dengan berbagai mitra membangun 1.000 rumah untuk korban gempa Palu. Sekolah ramah gempa juga berdiri untuk melayani pendidikan anak-anak di Palu, Sigi, dan Donggala.
Seiring perjalanan 27 Tahun, Dompet Dhuafa bertansformasi dengan perkembangan digital mulai dari seluruh e-commerce, aplikasi Mumu, Barzah dengan mitra se-Jabodetabek, mobile banking, transfer bank, cash, dompet elektronik, QRIS, WhatsApp Pay maupun aplikasi berbasis Virtual Account. Hal ini sebagai komitmen Dompet Dhuafa untuk memudahkan pelayanan masyarakat dan juga meningkatkan akuntabilitas Dompet Dhuafa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: