Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei tentang evaluasi publik dalam penanganan pandemi Covid-19 dan implikasi sosiopolitik nasional. Salah satu yang disurvei oleh IPO yakni terkait nama-nama menteri yang paling diharapkan untuk direshuffle.
Survei itu dilakukan IPO berkaitan dengan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020. Dimana, saat itu Presiden Jokowi mengungkapkan kekesalannya terhadap para menterinya dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan mengisyaratkan akan merombak kabinet.
Baca Juga: Survei Bicara Reshuffle: Susi Pudjiastuti Comeback, Copot Yasonna
Berdasarkan hasil survei IPO, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly berada di posisi teratas paling diharapkan publik untuk direshuffle. Sebanyak 64,1 persen responden menginginkan Yasonna direshuffle. Diposisi kedua, ada nama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Sebanyak 52,4 persen responden menginginkan Terawan untuk diganti.
Kemudian, diposisi ketiga ada Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziah. Ada sebanyak 47,5 persen responden yang menginginkan Ida direshuffle. Keempat, Menteri Agama Fahrul Razy, sebanyak 40,8 persen responden inginkan dia direshuffle.
Selanjutnya, ada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo 36,1, Menko Maritim dan Investasi (Marivest) Luhut Binsar Panjaitan 33,2 persen, Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara 30,6 persen, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki 28.1, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali 24,7 persen.
Disusul Menteri BUMN Erick Tohir 18,4 persen, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim 13,0 persen, Menko PMK Muhadjir Effendy 9,5 persen, Menkominfo Johnny G Plate 6,8 persen.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa hasil survei menunjukkan, kebanyakan tokoh yang paling diinginkan untuk direshuffle merupakan orang yang cukup terkenal dekat dengan Presiden Jokowi. Hal ini, kata Dedi, menjadi dilematis tersendiri untuk Jokowi.
"Beberapa menteri berkinerja layak reshuffle justru mereka yang terkenal dekat dengan Presiden Joko Widodo, hal ini menjadi ujian dilematis bagi Presiden. Bagaimanapun, kinerja menteri yang dianggap layak reshuffle memiliki dampak langsung pada publik," kata Dedi Kurnia Syah saat mengikuti diskusi Polemik Trijaya dengan tema 'Menanti Perombakan Kabinet' yang disiarkan secara langsung, Sabtu (4/7/2020).
Sekadar informasi, survei IPO ini digelar sejak periode 8 hingga 25 Juni 2020 dengan 1350 responden yang tersebar di 135 desa dari 30 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode Wellbeing Purposive Sampling (WPS).
Metode WPS ini memungkinkan pendapat publik tersimpan dengan model spiral majority, di mana setiap surveyor mendistribusikan questionnaire sesuai kuota sebaran, yakni kepada responden yang memiliki relevansi dengan yang dinilai.
Validitas data menggunakan triangulasi bertingkat, membandingkan antar data terinput, dengan analisis coder expert dan pengecekan ulang melalui wawancara via telepon. Penentuan sampling error pada 3.54 persen dengan tingkat akurasi data dalam rentang maksimum 97 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami