Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petrokimia Gresik Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Gorontalo

Petrokimia Gresik Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Gorontalo Kredit Foto: Petrokimia Gresik

Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa dalam demplot ini pupuk yang digunakan adalah pupuk non-subsidi, dengan komposisi yang disarankan oleh PT Petrokimia Gresik. Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik.

Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dalam demplot ini, untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha). Sedangkan untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).

"Ini adalah upaya nyata Petrokima Gresik sebagai Solusi Agroindustri, dengan menghadirkan produk berkualitas untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian,"  kata Rahmad dalam rilisnya, Minggu (5/07/2019).

Kami berhasil menjawab tantangan Bapak Rachmat Gobel, menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan pupuk subsidi, dan hasilnya  terbukti luar biasa, terang Rahmad.

Berdasarkan kalkulasi, lanjutnya, lebih menguntungkan menggunakan pupuk non-subsidi dengan hasil 10 ton lebih dari pada menggunakan pupuk subsidi tapi hasil panen hanya 5 ton.

Rahmad memastikan Petrokimia Gresik akan melanjutkan kerjasama ini di beberapa titik lain. Ia berharap pola pemupukan rekomendasi Petrokimia Gresik ini dapat diduplikasi oleh petani lainnya di Gorontalo. Selain itu, produk-produk Petrokimia Gresik diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Sementara itu, Petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah mengaku telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia Gresik dan merasakan manfaatnya, yakni peningkatan produktivitas pada tanamannya jagungnya lebih dari 50 persen.

“Saya akan kembali menerapkan aplikasi pupuk non subsidi ini pada musim tanam berikutnya. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi sangat sebanding dengan hasilnya yang meningkat pesat,” ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: