- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Emisi Turun 65%, Menperin Minta Freeport Tiru Teknologi CCU Petrokimia Gresik
Kredit Foto: Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengikuti jejak PT Petrokimia Gresik yang telah berhasil mengimplementasikan pilot project teknologi carbon capture utilisation (CCU) di fasilitas produksinya.
Di pabrik pupuk tersebut, pilot project yang dijalankan selama enam bulan diklaim mampu menurunkan emisi hingga 65% serta memangkas polutan air mendekati 90%.
“Mudah-mudahan nanti dari Freeport juga bisa mengikuti. Pak Tony (Dirut PTFI) jadi kami sudah melakukan trial atau piloting di PT Petrokimia Gresik,” ucapnya di Jakarta, Rabu (27/11/2025).
Selain menekan emisi, teknologi CCU juga menghasilkan produk turunan bernilai tambah seperti soda ash (natrium karbonat) dan caustic soda (natrium hidroksida)—dua komoditas kimia yang selama ini masih diimpor.
Baca Juga: Didorong Bahlil Buat Serap Konsentrat AMMAN, Begini Jawab Bos Freeport
“Memang belum sesuai dengan SNI, dan ini terus menerus kita lakukan perbaikan agar by product soda es dan kostik soda itu bisa sesuai dengan SNI yang sudah kita tetapkan,” sambungnya.
Agus menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari agenda besar transformasi industri nasional menuju industri hijau. Transformasi ini mencakup penurunan emisi karbon, efisiensi energi, serta peningkatan penggunaan energi bersih. Kendati demikian, ia mengakui proses menuju industri hijau tidak murah dan memerlukan dukungan negara.
“Kami pahami dan kami sadar negara harus hadir, nggak bisa mereka berjalan sendiri dan kami laporkan di sini bahwa regulatory framework-nya sedang kami siapkan,” ujarnya.
Salah satu instrumen regulasi yang sedang disusun adalah GISCO (Green Industry Services Company), sebuah mekanisme yang dirancang untuk menjadi penghubung antara lembaga keuangan, penyedia teknologi, dan pelaku industri.
Baca Juga: CORE: Penurunan Produksi Freeport Bisa Lebarkan Defisit APBN 2026
“GISCO ini nomenklatur yaitu Green Industry Services Company… GISCO ini adalah jembatan antara finance, technology provider, dan juga industri. GISCO konsepnya sudah kami bicarakan dengan Bank Dunia… dan memang sudah sejak dua bulan yang lalu mereka memberikan komitmen kepada kami,” ungkapnya.
Bank Dunia disebut siap menyediakan soft loan dan grant untuk mendukung pembiayaan GISCO. Program transformasi industri hijau, termasuk GISCO, juga telah disetujui untuk masuk ke Blue Book, dan kini tengah disiapkan untuk melangkah ke Green Book.
“Mereka (World Bank) akan menyiapkan soft loan dan juga grant untuk membiayai GISCO ini. Dan alhamdulillah program transformasi industri hijau yang di dalamnya ada GISCO ini juga sudah disetujui oleh Bapak Nas untuk masuk ke Blue Book. Sekarang kami sedang kerja detailnya agar bisa segera masuk ke Green Book,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement