Rapper Amerika Serikat (AS), Kanye West mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden, kemarin. Ini terjadi saat warga AS memperingati Hari Kemerdekaan 4 Juli. Pengumuman itu bikin geger. Namun banyak yang yakin West cuma cari sensasi.
"Kita sekarang harus mewujudkan janji Amerika dengan percaya kepada Tuhan, menyatukan visi kita dan membangun masa depan kita,” cuit West di akun Twitter-nya.
Baca Juga: Kanye West Jadi Capres, Bos SpaceX: Saya Beri Dukungan Penuh
“Saya mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat! # 2020VISION,” tegasnya.
Kim Kardashian, istrinya, men-twit emoji bendera Amerika sebagai tanggapan atas pengumuman pencalonan Kanye West. Lalu, CEO Tesla Elon Musk menyampaikan dukungan untuk West. “Kamu mendapat dukungan penuh dari saya!”
Tetapi ada dugaan pengumuman ini untuk mencari publisitas dan promosi albumnya mendatang, “God’s Country,” dan single pertamanya, “Wash Us in the Blood,” yang dirilis awal pekan ini.
Meski demikan, bukan tidak mungkin selebritas masuk panggung politik AS. Trump diketahui pernah jadi bintang reality show TV, dan mantan Presiden Ronald Reagan tentu dikenal sebagai aktor Hollywood sebelum memasuki dunia politik.
Dengan membuat pengumuman hanya empat bulan menjelang Pilpres 3 November, sepertinya cuitan West lebih pas muncul pada April Mop daripada saat peringatan Hari Kemerdekaan Amerika. Di beberapa negara bagian, ia masih bisa mendaftar agar namanya muncul di surat suara.
Tapi kesempatan telah tertutup untuk warga di Indiana, Maine, New Mexico, New York, Carolina Utara, dan Texas. Kecuali, jika pemilih berinisiatif menuliskan nama West dalam surat suara.
Tak jelas apakah West sudah mengajukan dokumen resmi. Selain itu, namanya akan muncul sebagai capres independen. Soalnya, bulan depan, Partai Republik dan Demokrat akan menyampaikan secara resmi calon presiden partai. Republik menjagokan petahana Trump, sementara Demokrat memajukan Joe Biden.
Yang jelas, jika West serius mewujudkan niatnya, akan menarik melihatnya bertarung dengan Trump dan Biden.
Jika benar maju, West akan menjadi perusak suara seperti pilpres terdahulu. Pada tahun 1992, Ross Perot, seorang miliarder eksentrik Texas, mengambil 19 persen suara Republik.
Pada tahun 2000, Partai Hijau Ralph Nader mengambil 3 persen suara dari capres Demokrat Al Gore. Namun keseriusan West dipertanyakan. Sebab ucapan pengen nyapres bukan kali ini saja dilontarkan rapper ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: