Bahkan, yayasan amal miliknya telah memberikan USD 50 juta (Rp710 miliar) untuk membantu kampanye ACLU dalam mengurangi penahanan massal.
Sudah sejak lama, Soros gemar menggunakan kekayaannya yang mencapai USD8,3 miliar (Rp1.171 triliun) untuk mengatasi ketidaksetaraan sistemik. Salah satunya lewat peluncuran Open Society Foundations pada 2003 silam.
Sayangnya, kebaikan Soros malah membuatnya dicap sebagai subjek berbagai teori konspirasi tak berdasar.
Miliarder ini juga digambarkan oleh kaum kanan sebagai globalist, istilah yang kerap diartikan sebagai penentang agama semit (Islam, Kristen, Yahudi). Bahkan, ia dikatakan sebagai dalang teori konspirasi global.
Januari 2020, Soros mengerahkan USD1 miliar (Rp14,3 triliun) untuk mendanai jaringan jaringan universitas baru guna mengatasi penyebaran faham nasionalisme.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: