Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Butuh 7 Planet agar Penduduk G20 Kenyang, Apa Maksudnya?

Dunia Butuh 7 Planet agar Penduduk G20 Kenyang, Apa Maksudnya? Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsumsi pangan di negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20 terlalu boros dan buruk dalam neraca emisi karbon, kata laporan pangan terbaru yang dirilis organisasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) hari Kamis (16/7/2020) di Paris.

Laporan yang diberi judul Diet for a Better Future (Diet untuk Masa Depan yang Lebih Baik) itu menyebutkan, di antara negara anggota G-20 hanya Indonesia dan India yang konsumsi pangannya cukup rendah untuk mencapai target iklim Paris, yaitu membatasi pemanasan global pada kisaran 1,5 derajat celcius.

Baca Juga: Kebun Raya Indonesia: Posisi Strategis dan Ancaman Kepunahan

"Laporan ini jelas menunjukkan bahwa konsumsi pangan di negara-negara G-20 tidak berkelanjutan, dan akan membutuhkan hingga 7,4 Bumi jika diadopsi secara global," kata Joao Campari dari WWF.

Argentina, Brasil, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat adalah di antara negara-negara yang secara berlebihan melampaui tingkat emisi karbon terkait pangan yang berkelanjutan.

Sebagian besar karena tingginya konsumsi daging dan produk susu, kata laporan itu. Emisi karbon dari konsumsi pangan negara-negara G20, yang mencakup sekitar 64?ri populasi dunia, saat ini menciptakan 75?ri total emisi terkait pangan global.

"Saat ini, orang-orang di beberapa negara mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang salah dengan mengorbankan seluruh dunia," kata Brent Loken, direktur pangan global di WWF dan penulis utama laporan itu.

Pola makan yang tidak seimbang di segelintir negara kaya ini "merugikan iklim, kesehatan dan ekonomi," tambahnya.

Laporan itu disusun oleh EAT, organisasi nirlaba yang berbasis di Oslo dan telah memimpin penelitian kesehatan serta perubahan iklim dan juga menilai pola pangan negara-negara G20 dan memproyeksikan jejak karbon konsumsi pangan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: