Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Butuh 7 Planet agar Penduduk G20 Kenyang, Apa Maksudnya?

Dunia Butuh 7 Planet agar Penduduk G20 Kenyang, Apa Maksudnya? Kredit Foto: Kementan

Produksi pangan berkelanjutan dapat turut mencegah pandemi

"Namun kabar baiknya adalah bahwa ada banyak pemerintahan, bisnis dan warga negara yang dapat melakukan (diet) sekarang untuk mewujudkan hal ini, membangun tindakan-tindakan untuk membawa situasi win-win bagi semua," kata Profesor Corinna Hawkes, direktur Pusat Kebijakan Pangan dari London University.

“Masalah makanan yang terbuang, menjadi sangat penting di antara negara-negara terkaya di dunia,” kata penulis utama laporan itu, Brent Loken, yang menambahkan bahwa negara-negara kaya saat ini terlalu banyak membuang makanan.

"Makanan yang kita konsumsi dan bagaimana kita memproduksinya juga merupakan pendorong utama dalam munculnya virus mematikan seperti COVID-19. Pergeseran ke arah diet sehat dan berkelanjutan akan mengurangi risiko pandemi di masa depan," tambah Brent Loken.

Konsumsi daging merah dan susu pemicu emisi CO2

Laporan itu selanjutnya menyebutkan, sekitar 40% emisi karbon dari produksi pangan global berasal dari peternakan dan limbah makanan. Daging dan produk susu adalah beberapa makanan yang paling tidak berkelanjutan tetapi paling banyak dikonsumsi di negara-negara G-20.

Laporan itu juga mengidentifikasi bahwa di banyak negara, pola konsumsi jauh melebihi rekomendasi diet ramah lingkungan.

Jerman misalnya merekomendasikan konsumsi 50 gram daging merah sehari, namun konsumsi rata-rata yang sebenarnya adalah hampir 110 gram, atau lebih dua kali lipat di atas rekomendasi nasional, bahkan hampir empat kali lipat di atas rekomendasi global yaitu maksimal 28 gram sehari.

Brent Loken mengatakan, pola konsumsi pangan adalah salah satu sektor yang menentukan untuk membatasi emisi karbon, dan dapat dimanfaatkan untuk “mendorong transformasi yang sangat dibutuhkan menuju pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan, dan pada akhirnya, sistem pangan yang lebih tangguh."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: