Ketika Pandemi Justru Ciptakan Kemajuan buat Masyarakat Dunia
3. Perubahan alat pelindung diri dan perumahan
Catatan menunjukkan bahwa konsep jarak sosial memiliki sejarah yang sangat panjang. Masker wabah dokter abad pertengahan klasik yang menampilkan bagian depan seperti paruh besar, sebagian dirancang untuk memasukkan jarak fisik antara dokter dan pasien.
Menurut teori miasma, penyakit menyebar di udara melalui bau busuk. Topeng berbentuk paruh yang diisi dengan ramuan dirancang untuk memungkinkan udara berpenyakit disebarkan sebelum mencapai aliran udara dokter.
Konsep jarak sosial juga mempengaruhi desain bangunan tempat tinggal. Setelah pandemi 1918, pejabat kesehatan masyarakat mengakui bahwa perumahan perkotaan yang padat berkontribusi terhadap penyebaran penyakit. Undang-undang selanjutnya membahas masalah ini.
"Pada tahun 1930-an, New Deal Franklin D. Roosevelt mengharuskan semua apartemen memiliki tempat pemadam kebakaran, lorong-lorong utama yang selebar tiga kaki, dan kamar mandi terpisah," kata Ronayne.
Jarak sosial bahkan berdampak pada mode atau fesyen.
"Crinoline dalam gaun wanita memberikan jarak yang sangat dibutuhkan dari pria," kata Ronayne, mengacu pada rok simpai yang populer di abad ke-19.
"Ini sebagian karena norma sosial, tetapi juga membantu wanita untuk menghindari tertular penyakit fatal."
5. Pandemi menginspirasi karya seni hebat
Ketika pandemi menimbulkan penderitaan dan kehilangan jutaan orang, para seniman merespons dengan menyalurkan pengalaman mereka ke dalam seni, sastra, dan musik.
"Penulis abad pertengahan Giovanni Boccaccio mengatur karya besarnya The Decameron (1351) di tengah-tengah wabah pes 1348, yang disaksikan langsung oleh penulis di kotanya Florence," kata sejarawan budaya Rebecca Messbarger, direktur program Medical Humanities di Washington University.
Daftarnya berlanjut: penulis Inggris Daniel Defoe dan penulis Italia Alessandro Manzoni menulis novel sejarah berdasarkan pandemi wabah abad 17 yang melanda Eropa. Krisis influenza 1918 memicu beberapa karya sastra paling penting di awal abad ke-20, termasuk T.S. Eliot's Wasteland, William Butler Yeats, The Second Coming, dan Mrs. Dalloway dari Virginia Woolf.
Dan pandemi AIDS tahun 1980-an menghasilkan seniman seperti David Wojnarowicz, Therese Frare dan Keith Haring.
"Seniman-seniman ini menerjemahkan pengalaman pribadi mereka dari kerusakan dan kehilangan penyakit menjadi gambar-gambar grafik yang di waktu lain akan disembunyikan oleh kekuatan karantina sosial dan politik," kata Messbarger.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: