Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Temuan Baru: Asteroid Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu

Temuan Baru: Asteroid Hantam Bumi-Bulan 800 Juta Tahun Lalu Seorang warga menikmati suasana malam di bawah naungan galaksi Bima Sakti di Mangli, Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019) malam. Pada bulan pertengahan tahun dengan cuaca terang dan bebas polusi, dapat terlihat galaksi Bima Sakti atau 'Milky Way'. | Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi -

Ilmuwan memaparkan temuan baru mengenai hujan asteroid yang pernah terjadi di Bumi. Hujan asteroid diduga telah menghantam bulan dan Bumi 800 juta tahun lalu. Dampak dari periwtiwa ini kemungkinan telah memicu zaman es terbesar di Bumi.

Ada banyak tanda bahwa dampak kosmik memiliki efek besar pada sejarah Bumi. Misalnya, asteroid selebar 10 kilometer yang menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu dekat kota yang sekarang disebut Chicxulub di Meksiko.

Baca Juga: Astronom Usulkan Cara Baru Cari Planet Kesembilan, Bagaimana?

Hujan asteroid ini menghancurkan tiga perempat spesies hewan dan tumbuhan di Bumi. Spesies yang hancur termasuk sebagian besar dinosaurus. Peristiwa ini juga meninggalkan kawah raksasa lebih dari 180 km.

Dilansir di Space, disebutkan asteroid sebesar itu diperkirakan mampu menyerang Bumi hanya sekali setiap 100 juta tahun. Namun, erosi, gunung berapi, dan aktivitas geologis lainnya telah menghapus sebagian besar kawah terdampak di Bumi sehingga mengaburkan pengetahuan kita tentang tabrakan kosmik ini.

Dalam sebuah studi baru dari Jepang, untuk mempelajari lebih lanjut tentang dampak kuno hujan asteoid di Bumi, para ilmuwan menyelidiki bulan. Sebab, kawah bulan terpelihara dengan baik dalam ruang hampa di permukaan bulan.

Tim ilmuwan menyelidiki 59 kawah bulan, masing-masing dengan lebar 20 km atau lebih besar menggunakan pesawat ruang angkasa pengorbit bulan Jepang, Kaguya. Para peneliti menganalisis ketika kawah-kawah ini terbentuk dengan memeriksa cincin-cincin batu yang terlontar dari dampak yang menciptakannya.

Meteoroid kecil menghujani bulan dengan kecepatan yang dapat diprediksi, meninggalkan kawah dengan lebar mulai dari 100 hingga 1.000 meter. Dengan menghitung jumlah kawah kecil ini dalam ejecta kawah besar, ilmuwan dapat memperkirakan kapan kawah besar terbentuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: