Menteri Keuangan Sri Mulyani menyadari keadaan berat ini. Kata dia, kuartal III nanti akan menjadi penentu nasib ekonomi. Apakah bisa bangkit atau malah masih negatif. Ia memprediksi, dalam skenario terbaik, ekonomi kuartal III masih bisa tumbuh 1 persen. Namun, jika kembali negatif, ekonomi 2020 diprediksi minus 0,4 persen.
Dia pun berharap agar resesi bisa dihindari. Caranya, antara lain pemerintah akan terus menggencarkan seluruh belanja-belanja agar cepat sampai ke masyarakat. "Kalau kita bisa turn positif seperti belanja-belanja dan ekonomi, kita bisa terhindar dari resesi. Maka kita bisa skenario positif 1 persen untuk keseluruhan tahun ini," jelasnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF), Febrio Kacaribu, mengatakan Indonesia masih punya peluang untuk tidak jatuh ke resesi. Ini terlihat dari penerimaan pajak yang mulai membaik di Juni 2020. "Kalaupun resesi, harapannya mungkin tidak terlalu dalam, berada di sekitar 0 persen atau mungkin sedikit di bawah 0 persen," ujarnya.
Menurut Febrio, membaiknya penerimaan pajak adalah tanda ekonomi mulai bergeliat di Juni 2020. Ini tentu jadi kabar baik dan membuat lebih optimistis. Jadi, walaupun pertumbuhan ekonomi kuartal II akan negatif untuk mengejar ke arah positif di kuartal III itu peluangnya makin besar, begitu juga untuk kuartal IV.
Agar bisa tumbuh, dia bilang pemerintah terus mengucurkan stimulus. "Kita dorong semua sektor agar tidak negatif dan mudah-mudahan (pertumbuhannya) di atas 0 persen," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: