Saat itu, Anies mulai meningkatkan ketersediaan rumah sakit, memperbanyak testing, dan membatasi pergerakan sosial.
"Itu sebabnya kita bergerak cepat, mendorong PSBB diizinkan di Jakarta," terang Anies.
Baca Juga: Anies Blak-Blakan Covid-19 Jakarta Hampir 20.000, Itu Gara-Gara..
Sementara, saat disinggung soal bursa Pilpres 2020, Anies enggan menjawabnya termasuk enggan mengomentari elektabilitasnya yang terus menanjak dari beberapa hasil lembaga survei. "Perasaan masih tahun 2020, pilpresnya masih lama. Yang sedang di depan mata ini covid, kita beresin covid dulu," cetusnya.
Soal corona, Anies berbagi resep yang dilakukannya. Dimulai dari strategi menaklukan corona. Kata dia, jumlah testing yang dilakukan DKI sudah melampaui anjuran WHO, bahkan hampir 4 kali lipat. Alhasil, banyak warga yang dijaring terinfeksi corona. Namun angkanya masih aman karena positivity rate-nya masih sekitar 5 persen.
Tak hanya itu, DKI saat ini sudah punya 67 RS dengan kapasitas 4.556 tempat tidur dan 659 ruang ICU yang menangani covid. Laboratorium juga terus bertambah menjadi 48 unit dengan total kemampuan menguji 9.769 spesimen per hari. Bahkan minggu lalu, capaian uji spesimen per pekan tembus 39.268 orang. Padahal anjuran WHO hanya 11 ribu per minggu.
Dengan masifnya testing yang dilakukan, tak heran bila yang positif pun terlihat banyak. Sayangnya, masih ada orang yang belum paham sehingga kritikan datang dan menyebut kinerja Anies tidak beres. Namun, dia tak terlalu ambil pusing dengan penggiringan opini yang ada. Anies juga tidak takut pamornya akan turun dengan naiknya jumlah yang positif karena masifnya testing ini.
"Saya tidak takut atas apa yang dikatakan orang hari ini. Saya lebih takut atas apa yang akan dituliskan sejarawan di masa depan," kata mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo