Di tengah penyebaran Covid-19 yang semakin masif, pelaku usaha agribisnis tidak kehilangan akal dan justru berhasil menemukan pasar baru untuk komoditas unggulan nan strategis kelapa sawit.
Perdana, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Balai Asahan memfasilitasi ekspor produk turunan minyak kelapa sawit yakni berupa PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) sebanyak 510 ton ke Hangzhou, China.
Produk turunan minyak kelapa sawit bernilai Rp4,1 miliar ini telah melalui serangkaian tindakan pemeriksaan oleh pejabat karantina pertanian di wilayah kerja Kuala Tanjung, TB Asahan, Sumatera Utara sebelum diberangkatkan.
Baca Juga: Keren, Ekspor Minyak Kelapa Sawit Merauke Tetap Melaju
PFAD merupakan produk samping yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi RBDPO (Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil) pada refinery plant. Jumlah produk samping PFAD yang dihasilkan pada proses penyulingan (refining) CPO berkisar 4 persen dari CPO yang diolah.
Dengan kapasitas terpasang yang dimiliki, produksi PFAD dapat mencapai lebih dari 1 juta ton/tahun. Saat ini, penggunaan utama PFAD yakni sebagai bahan baku industri oleokimia, sabun, pakan ternak, dan biodiesel. Tidak hanya itu, PFAD juga berpotensi sebagai bahan atau senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk kesehatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: