Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Jangan Banyak Tingkah di LCS, Atau China Bakal Lakukan...

AS Jangan Banyak Tingkah di LCS, Atau China Bakal Lakukan... Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Beijing -

Ancaman perang meletus antara China dengan Amerika Serikat (AS) dirasakan sejumlah negara di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Oleh sebab itu, China dan Amerika hingga saat ini masih menahan diri. Sebab jika sampai timbul insiden kecil yang melibatkan militer kedua negara, bukan tak mungkin perang bakal pecah.

Laut China Selatan bisa jadi medan pertempuran mahadahsyat antara China dan Amerika, jika kedua belah pihak yang terlibat perseteruan tak sama-sama menahan diri. 

Baca Juga: Secepat Kilat, Pasukan Elite China Dekati Perbatasan India

Yang terbaru, media China yang didukung Partai Komunis China (CPC), Global Times, kembali mewakili sikap pemerintah terkait langkah yang akan diambil di Laut China Selatan. Dalam sebuah laporan, China akan langsung melakukan serangan balasan langsung jika terlibat insiden dengan militer Amerika.

"Jika Washington meluncurkan provokasi militer untuk menantang garis bawah keamanan dan kedaulatan nasional China, China akan segera melakukan pembalasan yang efektif dan efektif," bunyi pernyataan Global Times.

"Kemungkinan akan meningkat jika saja ada bentrokan kecil dan menengah, yang dapat melibatkan tabrakan kapal dan insiden penembakan," lanjut pernyataan Global Times.

Sampai saat ini, baik China dan Amerika sama-sama masih terlibat dalam perang urat syaraf baik dalam politik internasional dan aksi unjuk kekuatan militer. Sebelumnya, latihan tempur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang digelar awal Juli lalu mendapat kecaman dari Kementerian Luar Negeri Amerika.

Untuk kesekian kalinya, Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, menyatakan bahwa aksi China di Laut China Selatan adalah sebuah pelanggaran berat hukum internasional. China dianggap Amerika dan Pompeo memang sengaja melakukan kampanye militer, untuk mencapai ambisi membangun "kerajaan maritim" di wilayah itu.

Sebagai respons, Amerika mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke Laut China Selatan, juga untuk menjalani latihan tempur. Tak cuma dua kapal induk, Angkatan Laut Amerika juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan yang digelar pada 23 Juli 2020.

China tak tinggal diam. Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Amerika lah yang sengaja membuat isu untuk membuat stabilitas dan perdamaian Laut China Selatan terganggu.

Hanya berjarak dua hari dengan latihan tempur gabungan Amerika, Jepang, dan Australia, China kembali menggelar latihan perang keduanya dalam satu bulan.

Menurut laporan Asian Nikkei Review, armada perang China bahkan mendapat instruksi tembak langsung jika ada kapal atau pesawat Amerika yang masuk wilayah teritorialnya.

Dalam latihan itu, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) mengerahkan dua pesawat pembom, H-6G dan H-6G.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: