Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis Sebut AS Terindikasi Coba Cegah Israel Caplok Tepi Barat

Analis Sebut AS Terindikasi Coba Cegah Israel Caplok Tepi Barat Seorang perempuan berjalan bersama putranya melewati mural memprotes rencana Israel menganeksasi bagian dari wilayah pendudukan Tepi Barat, di Rafah, selatan Jalur Gaza, Selasa (14/7/2020). | Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Sejumlah analis melihat bahwa ada upaya tidak langsung dari Amerika Serikat (AS) untuk menghadang Israel mencaplok Tepi Barat, khususnya Lembah Jordan. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump meminta rencana tersebut harus disetujui oleh Likud dan Kahol Lavan.

Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu dan Kahol Lavan yang dipimpin oleh Benny Gantz, meski telah mencapai kesepakatan untuk membuat pemerintah bersama, masih memiliki perbedaan politik dan masih saling mengancam dengan pemilihan umum baru.

Baca Juga: Terungkap, Inilah yang Akan Israel Dirikan di Tanah Tepi Barat

Mantan pemimpin United Arab List dan mantan anggota Knesset Israel, Muhamad Kanan, percaya bahwa pemerintahan Trump bermaksud mempersulit perpanjangan masalah kedaulatan untuk Netanyahu, karena sekarang ada terlalu banyak penentang rencana presiden AS di arena global.

"Oposisi terhadap Kesepakatan Abad Ini terlalu besar di panggung dunia. PBB, Uni Eropa, Rusia dan China, para pemimpin dunia dan sejumlah negara dan asosiasi lainnya menentang yang terakhir," ucap Kanan, seperti dilansir Sputnik.

"Sudah menjadi jelas bagi pemerintah Amerika bahwa implementasi rencana “kesepakatan” tersebut mungkin tidak memiliki konsekuensi yang paling menguntungkan, termasuk untuk kursus kebijakan luar negeri AS," sambungnya.

Oleh karena itu, jelasnya, untuk menghindari menarik kembali jaminan yang diberikan kepada Israel, akan lebih mudah bagi pemerintah AS untuk mempersulit tugas Tel Aviv.

"Ini terlihat sangat bagus, mengingat ketegangan saat ini antara Likud dan Kahol Lavan," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: