Grab & Gojek Bisa Dulang Cuan Gede, Tapi Bukan dari Layanan Utama
China Renaissance, bank investasi asal China, mengatakan bahwa layanan antar pesan makanan dan dompet digital dapat menjadi layanan yang menghasilkan profit bagi Grab dan Go-Jek.
"Pengiriman makanan online adalah kunci dari profitabilitas. Kami percaya e-wallet dapat menjadi aspek yang paling penting bagi aplikasi super untuk mencapai profitabilitas," kata kedua aplikasi super Asean dilansir dari Tech In Asia, Senin (3/8/2020).
Menurut China Renaissance, dua aplikasi super regional dapat skema yang diterapkan Alipay untuk mendorong profitabilitas.
Baca Juga: Harga Tertinggi Bitcoin Diprediksi Tembus Rp411 Juta!
Alipay dioperasikan oleh raksasa fintech, Ant Group, yang 33% sahamnya dimiliki oleh Alibaba. Perusahaan membukukan laba sebelum pajak US$611 juta pada Q1 2020 dan menyumbang 25% dari laba bersih kuartal pertama yang dilaporkan Alibaba.
"Jika mereka meniru model Alipay, kami pikir keduanya mungkin dapat memanfaatkan basis setoran mereka untuk menawarkan pinjaman dan berpotensi menghasilkan laba," kata laporan itu.
Grab dan Go-Jek, yang diperkirakan masing-masing bernilai US$14 miliar dan US$10 miliar, pada tahun lalu, sama-sama mengincar profitabilitas saat mereka berupaya untuk go public (IPO).
Go-Jek sebelumnya mengatakan akan mendaftar pada 2023 atau 2024, sedangkan Grab mengatakan akan go public setelah mendapat keuntungan tanpa memberikan batas waktu tertentu.
Tahun lalu Go-Jek mengatakan bahwa perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam pengiriman makanan dan bisnis e-wallet. Sementara bisnis antar jemput penumpang disebut belum mendatangkan profit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: