Pertumbuhan ekonomi nasional selama kuartal II 2020 amblas ke level minus 5,32% akibat wabah Covid-19. Angka ini terendah sejak 1999 silam. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi semester I 2020 sebesar 1,26%. Lalu bagaimana untuk kuartal berikutnya?
Ekonom Senior Indef Didik Rachbini mengatakan, perekonomian Indonesia dipastikan akan kembali minus bahkan lebih dalam dari kuartal II 2020. Bukan tanpa alasan, Didik menilai kebijakan penanganan pandemi virus corona masih sangat amburadul. Di sisi lain, langkah pemulihan ekonomi nasional yang digulirkan realisasinya masih sangat lambat.
Baca Juga: Ekonomi Minus, Pemerintah Dinilai Lelet Tangani Corona
"Jangan bermimpi mengatasi resesi kalau kebijakan pandemi amburadul seperti saat ini sehingga tidak mungkin menangkal resesi tanpa mengatasi pandemi," kata Didik dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/8/2020).
Lebih lanjut dikatakannya, dalam menentukan pertumbuhan ekonomi, banyak faktor yang terlibat. Namun, dalam dalam situasi saat ini, langkah tepat penanganan virus corona menjadi kuncinya.
"Walaupun triliunan rupiah telah dialokasikan untuk pemulihan ekonomi, dengan realisasi masih rendah dan penyebaran pandemi Covid-19 yang masih terus meningkat menunjukkan dampaknya pada angka pertumbuhan," tegasnya.
Didik menilai, implikasi dari terlambatnya respons kesehatan terhadap Covid dan terlalu longgarnya pelaksanaan new normal saat kasus positif Covid-19 masih terus meningkat menjadi keputusan yang salah diambil pemerintah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum