Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amonium Nitrat di Beirut Diangkut Kapal Kargo Rusia, Benarkah?

Amonium Nitrat di Beirut Diangkut Kapal Kargo Rusia, Benarkah? Kredit Foto: AzkoNobel

Kepala Keamanan Umum Lebanon, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, juga mengatakan bahwa bahan yang sangat mudah meledak telah disimpan di gudang itu sejak disita bertahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan time line dan ukuran kargo itu, laporan media setempat mengatakan kapal itu diyakini adalah MV Rhosus, yang disita otoritas Lebanon dari Grechushkin.

Baca Juga: Raja Salman Kirim Bantuan ke Lebanon

Grechushkin adalah seorang pengusaha asal Khabarovsk di Siberia, Rusia. Namun, dia saat ini di Siprus.

MV Rhosus awalnya disita oleh pihak berwenang Lebanon pada tahun 2013 atas perintah inspektur setempat di Beirut setelah memasuki pelabuhan karena masalah teknis. Keterangan ini bersumber dari pengacara yang terlibat dalam kasus penyitaan kapal.

Boris Prokoshev, yang menjadi kapten kapal MV Rhosus pada saat itu, membenarkan bahwa kapal tersebut milik Grechushkin dan disita Lebanon pada 2013.

Prokoshev juga mengkonfirmasi laporan bahwa kapal tersebut telah mengangkut amonium nitrat dari pelabuhan Batumi, Georgia di kawasan Laut Hitam ke Mozambik ketika mengalami masalah teknis yang memaksanya untuk berhenti di Beirut.

Prokoshev mengatakan kepada RFE/RL bahwa MV Rhosus adalah kapal yang sangat tua yang tenggelam dua atau tiga tahun lalu karena tidak ada yang merawatnya.

Prokoshev mengatakan Grechushkin masih berutang puluhan ribu dolar Amerika Serikat dalam bentuk gaji yang belum dibayar kepadanya dan anggota kru lainnya. Dia mengatakan semua upayanya untuk menuntut Grechushkin di Rusia telah gagal karena pebisnis tidak lagi tinggal di Rusia.

Laporan media di Rusia dan Moldova pada 5 Agustus mengatakan MV Rhosus telah berlayar di bawah bendera Moldova ketika tiba di Beirut.

Situs web Odessitua.com melaporkan bahwa sebagian besar awak kapal adalah pelaut Ukraina yang terdampar sementara di Beirut pada 2013 setelah Grechushkin kehabisan dana untuk membayar gaji mereka atau untuk biaya kapal.

Prokoshev yang menggambarkan terdampar di Lebanon bersama anggota awak kapal lainnya yang belum dibayar sebagai bentuk "penahanan", mengatakan bahwa Grechushkin telah meninggalkan awak tanpa dukungan keuangan atau lainnya.

Dia juga menyalahkan pemerintah Lebanon atas ledakan besar pada Selasa malam lalu.

"Mereka seharusnya segera menyingkirkan kapal itu, alih-alih menyita dan menuntut biaya untuk menyimpannya," kata Prokoshev kepada RFE/RL.

"Kedua, kita berbicara tentang amonium nitrat di sini. Mereka bisa saja menggunakannya untuk ladang (pertanian) mereka. Tidak ada yang mengklaimnya, yang berarti itu bukan milik siapa-siapa," kata Prokoshev.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: