Perang Saudara Lebanon dimulai dari 1975 hingga 1990. Diperkirakan sekitar 150 ribu hingga 230 ribu warga sipil tewas akibat peperangan tersebut. Sekitar satu juta jiwa lain, sekitar seperempat populasi negara tersebut, terluka dan 350 ribu penduduk mengungsi
Tidak diketahui secara jelas faktor pemicu peperangan tersebut. Keterlibatan Suriah, Israel, Amerika Serikat, dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah memperburuk konflik tersebut.
Baca Juga: Bantu Pemulihan, Bank Dunia Kaji Kebutuhan Rakyat Lebanon
Perang ini sebenarnya telah ada pada akhir masa pemerintahan Dinasti Ottoman di Lebanon. Perang Dingin memberi dampak yang cukup kuat terhadap Lebanon dan menyebabkan krisis politik pada 1958.
Insiden ini diduga terjadi ketika seorang warga Lebanon dan kelompok orang Palestina (PLO) di Ain ar-Rummanah, Beirut bentrok pada bulan April 1975. Ini adalah titik awal yang kemudian menjadi pemicu perang saudara ke seluruh wilayah Lebanon.
Perang tersebut melibatkan kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga. Orang-orang Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai Phalangis dan milisi, mula-mula bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina).
Sementara itu fraksi-fraksi lainnya bersekutu dengan Suriah, Iran dan negara-negara lain di wilayah itu.
Pertempuran sempat terhenti pada 1976 karena ada mediasi dari Liga Arab dan intervensi Suriah. Pertempuran ini terpusat di Lebanon Selatan.
Mereka menjalankan hak veto pada politik Lebanon. Pembentukan negara Israel dan perpindahan 100 ribu pengungsi Palestina ke Lebanon (sekitar 10 persen total populasi) mengubah demografi Lebanon dan memberikan dasar bagi keterlibatan jangka panjang Lebanon dalam konflik regional.
Setelah pertempuran sempat terhenti pada 1976 karena mediasi Liga Arab dan intervensi Suriah, pertikaian Palestina-Lebanon berlanjut di Lebanon selatan yang telah diduduki PLO sejak 1969. Hal ini bertentangan dengan kesepakatan Kairo yang juga ditandatangani Pemerintah Lebanon.
Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban hingga ribuan orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: