Lebih lanjut, kata dia, salah satu OTK menanyakan apakah AP dan AB mengetahui arah menuju Sulewana. AB kemudian memberikan penjelasan dengan menggambar di atas tanah peta menuju lokasi yang ditanyakan OTK itu.
Selang beberapa saat, OTK yang meminta gambar tadi terlihat memutar balik ke arah belakang dan langsung memukul AB dari belakang. Melihat AB terjatuh, AP kemudian melompat dan lari ke luar dari pondok.
"Sekitar jarak tiga meter dari pondok, AP mendengar suara letusan sebanyak satu kali. Namun AP berlari dan menyeberang jalan dan bermalam di semak-semak selama satu malam," ujar Setiyono.
Pada Minggu (9/8), lanjut dia, AP melanjutkan pelarian berjalan kaki. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan warga Desa Sangginora. AP kemudian diantar menuju ke kampungnya.
"Pada Minggu, 9 Agustus 2020, pukul 11.00 WITA, tim gabungan menjejaki di lokasi pondok kemudian menemukan jasad korban saudara AB dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi menyamping dengan luka bacok di bagian leher dan punggung belakang," kata dia.
Ia mengatakan saat ini Polda Sulawesi Tengah masih terus menyelidiki kasus itu. "Tim gabungan sudah mengikuti jejak OTK yang turun dari Pegunungan Tahiti menuju ke Perkebunan Temu selanjutnya menuju ke Perkebunan Rano Rano," ujar dia.
Sebelumnya, Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulawesi Tenggara, Komisaris Polisi Sugeng Lestari, membenarkan ada peristiwa itu yang diduga dilakukan kelompok MIT. "Iya benar, hasil pemeriksaan sementara patut diduga kelompok MIT Poso,'' kata Sugeng Lestari dalam pesan singkatnya yang diterima di Poso, Minggu (9/8).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: